Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hadiah Buat Guru, Kenapa Tidak?

30 Juni 2022   12:01 Diperbarui: 30 Juni 2022   12:09 2499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap habis tahun ajaran, memang rata-rata orang tua, termasuk saya, memikirkan hadiah apa yang tepat buat ibu bapak guru. Namun sama sekali, menurut saya itu bukan gratifikasi.Apalagi anak kita kan sudah selesai di kelas tersebut dan naik ke kelas berikutnya.

Sepupu saya yang seorang guru TK swasta,dengan bercanda bercerita bahwa rejeki dia adalah kado-kado. Bagaimana tidak, hampir setiap pembagian raport kenaikan kelas orang tua beramai-ramai memberinya kado -- tidak ada yang berupa uang---tapi berupa aneka barang.

Walhasil, sepupu saya tersebut,yang sudah 14 tahun mengabdi jadi guru TK punya berbagai barang. Mulai seprai, baju buat anak-anaknya, baju daster, kain, panci,blender,mixer,helm, jilbab dan masih banyak lagi.

Terakhir ini kata sepupu saya ada yang memberi sebuah tas bermerk seharga 1,2-1,5 juta-an! Yang memberi tas ini ternyata wali murid yang relatif kaya. Tentu untuk sebuah TK di "pedalaman", ini termasuk hadiah fantastis buat sang guru.

Sedangkan yang memberi helm katanya kemungkinan karena melihat jeleknya helm yang dipakai ibu guru selama ini.Hmmm...

Oh iya, kenapa disebut sepupu saya, rejekinya adalah kado, karena gajinya sebagai guru TK sungguh tak seberapa. Per bulannya tak sampai 500K.

Padahal dia sudah bekerja selama 14 tahun di TK tersebut. Bukan hanya dia, guru-guru lain juga digaji yang kurang lebih sama. Paling tinggi 600 K, katanya.tergantung masa kerjanya. Karenanya rejeki kado, tentu sedikit mengobati kesedihan mereka dengan gaji yang pas-pasan setiap bulannya.

Fenomena memberi hadiah guru sebenarnya biasa-biasa saja. Kalau menurut saya, itu hanya bentuk ucapan terima kasih karena ya memang karena guru banyak jasanya ke anak-anak kita.

Masih ingat kan, begitu banyaknya orang tua yang mengeluh karena pandemi dan cape sekali mengajar anak sendiri di rumah. Bisa dibayangkan dong bagaimana lelahnya guru mengajar murid, apalagi murid TK dan SD, yang masih aktif-aktifnya.

Di kelas anak saya yang SD sendiri, kami membayar kas tiap bulannya buat berbagai keperluan. Misalnya ada siswa yang sakit, guru yang tertimpa musibah dan kebutuhan untuk berbentuk acara sosial lainnya.

Nah, kas kelas ini biasanya juga digunakan untuk memberikan guru sedikit kenang-kenangan di akhir tahun ajaran. Sehari sebelum kenaikan kelas, dana nya buat beli tumpeng untuk bu guru dan makan bersama anak-anak sekelas.

Untuk akhir tahun ajaran, si kelas anak saya, wali kelas diberi kenang-kenangan berupa emas walau cuman 1 gram saja. Sedangkan guru pengajar lain yang juga mengajar di kelas biasanya berupa baju kemeja atau baju gamis buat yang perempuan. Alhamdulillah, dana kasnya cukup bahkan masih ada saldo buat kelas selajutnya nanti.

Tetap Memberi Kado Pribadi 

Karena sudah ada kado bersama tadi, tak semua orang tua membawa kado pada hari kenaikan kelas.

Beberapa lainnya tampak membawa kado yang mungkin mahal juga dan beberapa sederhana saja. Sederhana disini misalnya membawa roti yang dibeli di toko roti, ada yang membawakan kue-kue, dan ada yang memberi ibu guru bingkisan pocky love yang sedang viral itu.    

Saya yakin 100 persen, ibu guru tentu nggak mempunyai harapan apa-apa soal kado-kado ini. Harapan terbesar seorang guru tentu saja murid-muridnya tumbuh menjadi anak yang pintar dengan pribadi yang baik.

Jadi jangan sampai lah "menuduh" para guru soal gratifikasi hanya karena menerima kado-kado seperti ini.

Kado ini, buat saya dan mungkin buat ribuan orang tua, hanya sebagai ucapan terima kasih kok ke guru. Nggak usah sampai dibuat-buat aturan gratifikasi segala buat guru. Lagian, sama sekali tak mengubah nilai anak kalau memberi kado mahal misalnya. Apalagi di acara kenaikan kelas.

Kado buat guru, menurut saya, juga mengajarkan kepada  anak-anak kita cara berterima kasih dan menaruh hormat yang besar, khususnya kepada guru yang mengajari dan membimbingnya dengan sabar. Apalagi, katanya keikhlasan seorang guru dalam mengajar akan berpengaruh besar kepada kebarokahan ilmu yang diberikan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun