Nah, kas kelas ini biasanya juga digunakan untuk memberikan guru sedikit kenang-kenangan di akhir tahun ajaran. Sehari sebelum kenaikan kelas, dana nya buat beli tumpeng untuk bu guru dan makan bersama anak-anak sekelas.
Untuk akhir tahun ajaran, si kelas anak saya, wali kelas diberi kenang-kenangan berupa emas walau cuman 1 gram saja. Sedangkan guru pengajar lain yang juga mengajar di kelas biasanya berupa baju kemeja atau baju gamis buat yang perempuan. Alhamdulillah, dana kasnya cukup bahkan masih ada saldo buat kelas selajutnya nanti.
Tetap Memberi Kado PribadiÂ
Karena sudah ada kado bersama tadi, tak semua orang tua membawa kado pada hari kenaikan kelas.
Beberapa lainnya tampak membawa kado yang mungkin mahal juga dan beberapa sederhana saja. Sederhana disini misalnya membawa roti yang dibeli di toko roti, ada yang membawakan kue-kue, dan ada yang memberi ibu guru bingkisan pocky love yang sedang viral itu. Â Â
Saya yakin 100 persen, ibu guru tentu nggak mempunyai harapan apa-apa soal kado-kado ini. Harapan terbesar seorang guru tentu saja murid-muridnya tumbuh menjadi anak yang pintar dengan pribadi yang baik.
Jadi jangan sampai lah "menuduh" para guru soal gratifikasi hanya karena menerima kado-kado seperti ini.
Kado ini, buat saya dan mungkin buat ribuan orang tua, hanya sebagai ucapan terima kasih kok ke guru. Nggak usah sampai dibuat-buat aturan gratifikasi segala buat guru. Lagian, sama sekali tak mengubah nilai anak kalau memberi kado mahal misalnya. Apalagi di acara kenaikan kelas.
Kado buat guru, menurut saya, juga mengajarkan kepada  anak-anak kita cara berterima kasih dan menaruh hormat yang besar, khususnya kepada guru yang mengajari dan membimbingnya dengan sabar. Apalagi, katanya keikhlasan seorang guru dalam mengajar akan berpengaruh besar kepada kebarokahan ilmu yang diberikan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H