Zaman saya sekolah dulu tentu saja tak ada yang namanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online. Mau daftar sekolah? Ya tinggal daftar saja ke sekolahnya dengan membawa berkas. Biasanya sedari awalpun kita sudah tahu, sekolah ini standar nilai yang diterima rata-rata berapa. Meskipun tetap ada pilihan 1 dan 2-nya.
Jadi kalau tak lulus di sekolah satu, kemungkinan akan terlempar ke sekolah pilihan kedua. Tentu dengan syarat nilai cukup untuk masuk di sekolah ke-2 tersebut.
Jangan tanyakan soal zona-zona rumah. Dimanapun kalian berada, asal nilainya "cocok" dengan sekolah yang dipillih, sudah dipastikan akan diterima di sekolah tersebut. Jadi waktu itu kita sudah bisa menakar, sekolah favorit mana yang kemungkinan bisa menerima.
Tidak heran, jaman SMP dulu, saya dan teman-teman naik sepeda ke sekolah yang berjarak sekitar 3 km. Karena memang sekolah itu salah satu yang terbaik dan favorit di kota kami.
Pekan lalu, PPDB Online di kota kami dimulai, khusunya buat dua jalur yaitu jalur afirmasi (pengguna kartu Indonesia Pintar) dan jalur prestasi (akademik dan non akademik). Jalur lain adalah zonasi dan perpindahan orang tua yang diadakan terpisah.
Sebetulnya tahun ini tak ada anak saya yang mau masuk SMP. Namun seorang teman-teman pagi-pagi sudah datang ke rumah dan membawa sejumlah berkas anaknya.
Ternyata selain tak ada wifi IndiHome di rumahnya, dia juga bisa dikatakan tak melek internet. Bisa dipastikan akan sangat kebingungan dengan PPDB Online ini. Padahal anaknya sudah jauh-jauh hari  mengatakan ingin masuk SMP Negeri.
Tadinya saya pikir tak begitu susah untuk membantu teman ini mendaftarkan buat PPDB online di rumah. Apalagi jaringan internet dari Telkom Indonesia di rumah sangatlah stabil. Ternyata tetap ada sedikit kendala. Paling tidak ada dua  kesulitan yang sempat kami alami :
#Titik rumah tidak pernah pas
Awalnya kami juga bingung kesalahannya dimana. Namun berulang kali mengisi, titik rumah selalu lebih 3 km dari sekolah. Sudah dipastikan ini tidak akan lulus karena anak teman memakai jalur afirmasi, dan yang dihitung zona rumah dari sekolah. Cukup membingungkan, karena faktanya, rumahnya hanya berjarak kurang dari 1 km saja dari SMP tujuan.