Meminjam buku, tak lagi banyak menumpuk buku
Seperti yang saya ceritakan di atas, buku saya dari dulu sudah sangat banyak. Beberapa diantaranya sudah saya sumbangkan ke anak-anak KKN yang mau membawa buku ke pelosok-pelosok. Tujuannya biar lebih banyak yang membaca buku lagi. Apalagi bila daerah KKN nya susah mendapatkan buku yang baik.
Selain itu buku di rumah orang tua sudah sedemikian banyak dan jadi "PR" tersendiri untuk menyerap ilmu di dalamnya dan membaca buku-bukunya.
Sejak beberapa tahun ini, saya memutuskan, tak lagi banyak membeli buku baru kecuali memang benar-benar penting dan harus dimiliki. Misalnya buku sekolah anak-anak atau buku-buku anak yang susah ditemukan di perpustakaan.
Selainnya, mencari novel baru atau buku bermutu lainnya cukup datang ke perpustakaan daerah saja . Selain jelas-jelas original (bukan buku bajakan), meminjam sejumlah novel di perpusktakan juga mneghemat budget. Saya memutuskan tak lagi jadi pengkoleksi buku.
Mungkin tiap orang punya pola pikir yang berbeda. Ada juga yang suka membaca secara digital saja. Saya hingga saat ini masih menyukai buku fisik sih.
Ke perpustkaan menurut saya mempunyai banyak sekali manfaat. Antara lain bisa membaca buku fisik sepuasnya dan meminjamnya kemudian juga menghemat budget bila bukunya memang ada di perpustakaan dan tak harus dimiliki. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H