Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur dan Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Setop, Perilaku Membandingkan Anak

29 Maret 2022   08:00 Diperbarui: 3 April 2022   10:47 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membandingkan anak (Sumber: shutterstock)

Misalnya anak pintar adalah yang pintar matematika dan bahasa Inggris. Padahal tidak demikian tentu saja. Bisa saja anak tak pintar matematika, namun ternyata sangat menyukai pelajaran sejarah alias banyak tahu soal sejarah.

Ada lagi anak yang pintar sosialisasi dan senang berorganisasi. Itulah yang ternyata tampak pada anak-anak remaja saya. Nah, ini tentu mereka jelas-jelas memiliki kecerdasan interpesonal.

Mereka senang ikut organisasi, suka bekerja dalam team, punya banyak teman, gemar melakukan kegiatan sosial dan banyak lagi yang merupakan salah satu ciri anak yang memiliki kecerdasan ini.

Paling tidak ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua untuk membangkitkan potensi kecerdasan yang ada pada anak.

Pertama, bersyukur atas kelebihan ataupun kekurangan anak. Mudah untuk menerima kelebihan tapi susah untuk menerima kekurangan. Bukan hanya anak, diri kita sendiri kadang juga sama. Tentu apapun yang diberikan oleh-Nya harus disyukuri.

Kedua, amati potensi anak. Ini tentu saja bukan pekerjaan gampang. Perlu kesabaran dari orang tua untuk tahu apa sebenarnya kelebihan atau potensi anak.

Ketiga, berusaha support untuk perkembangannya. Misalnya bila anak gemar melukis tetapi lemah di matematika, tak ada salahnya untuk mencarikan guru melukis bagi anak. Demikian juga bila anak menyukai matematika, mungkin bisa didorong untuk mengikuti lomba-lomba dan banyak lagi.

Keempat, memberi pandangan untuk ke depannya. Mungkin anak-anak masih terbatas pengetahuan tentang potensinya yang perlu dikembangkan di masa depan. Tugas orang tua untuk memberi pandangan.

Kelima, motivasi buat sukses di masa depan. Apapun keahlian yang dimiliki anak saat ini, setiap anak berpotensi dan berpeluang untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Tanamkan keyakinan tersebut pada anak.

Namun dari kesemuanya, yang tentu juga harus ditanamkan orang tua adalah mental kerja keras, tidak mudah menyerah dan bukan menjadi generasi lembek. Apapun potensi yang dimiliki, tetap perlu kerja keras untuk menggapai impian di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun