Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur dan Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Setop, Perilaku Membandingkan Anak

29 Maret 2022   08:00 Diperbarui: 3 April 2022   10:47 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur sih, kadang ada perasaan iri, kok bisa orang tuanya mendidik anak sehingga anaknya tumbuh jadi anak penghapal Quran, juara kelas, diterima di PTN dan jurusan kuliah favorit pula atau hal-hal baik lainnya.

Sementara anak kita, jangankan juara kelas, rajin mengerjakan tugas sekolah saja ketika di rumah sudah prestasi besar.

Pada kesempatan lain, saya juga terkejut ketika kumpul keluarga. Ponakan saya rajin sekali mengerjakan pekerjaan rumah mulai dari membantu menyapu rumah tiap pagi, rajin ikutan mencuci piring sampai kebaikan lain yang suka diceritakan orang tuanya. Sementara anak sendiri, harus emaknya ngomel dulu baru bergerak. Hahaha.

Wow, rumput tetangga memang sellau terlihat lebih hijau. Anak orang memang kelihatan lebih punya banyak keunggulan.

Namun, bagaimanapun kondisi anak, kita semua harus sampai pada kesadaran, tiap anak memiliki potensi masing-masing.

Setiap anak pastilah dianugerahi keahlian (skill) tersendiri dan keunggulan masing-masing. Anak juga memiliki kecerdasan tersendiri.

Mengutip teori kecerdasan majemuk, yang dilontarkan oleh Howard Gardner, profesor dan psikolog dari Universitas Harvard, dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences, paling tidak ada sembilan kecerdasan pada setiap individu dalam hal ini anak-anak. Yaitu kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial.

setiap anak punya potensi (dokumentasi pribadi)
setiap anak punya potensi (dokumentasi pribadi)

Sudah jelas kan, mengapa tiada guna membandingkan anak. Ya, karena memang anak punya keahlian masing-masing. Tentu saja tugas orang tua untuk mengembangkan kecerdasannya.

Membangkitkan Kecerdasan Anak

Ini tentu pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi orang tua. Apalagi kita terbiasa hidup dengan "label" kecerdasan yang sudah terlanjur kita kenal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun