"Jangan titipkan mimpi orang tua ke anak. Anak barangkali punya mimpi sendiri " (ungkapan bijak)
Suatu hari bercakap dengan seorang teman via Whatsapp (WA). Dia bercerita saat ini  anaknya duduk di kelas 2 SMA. InshaAllah tahun depan sudah menginjak bangku kuliahan. Yang masih membingungkan soal harapan anaknya dan kemampuan orang tuanya.
Anaknya ingin berkuliah di Turki. Walau rencana mengejar beasiswa. Sementara orang tuanya menginginkan ,kalaupun kuliah di luar negeri mending ambil negara seperti mesir saja. Karena basicnya bahasa Arab, sesuatu yang sudah dikuasai sang anak dengan baik. Walau kabarnya bahasa arab di Mesir  juga sedikit  berbeda.
Teman saya juga menggarisbawahi, bila ingin kuliah di luar negeri maka anaknya wajib mencari beasiswa. Karena mereka bukan orang berkemampuan lebih yang akan mampu membiayai anak kuliah di luar negeri tentunya.
Dengan kerja yang tergolong serabutan selama pandemi, rasanya sangat mustahil kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri. Apalagi masih ada adik-adiknya yang harus dibiayai.
Orang tuanya juga memberi pandangan bisa kuliah S1 di universitas negeri di Indonesia saja dengan memilih jurusan kuliah yang diminati nanti.
Namun sejauh ini niat si anak sudah bulat. Dan diakhir percakapan, orang tuanya hanya meminta doa mudah-mudahan kelak anaknya dapat yang terbaik saja. Orang tuanya juga tak ingin memaksakan anaknya. Biarlah dia menemukan jalan ninja-nya sendiri sendiri.
Tentu doa yang terbaik bagi si anak, yang tentu saya kenal sejak kecil juga, Â buat masa depannya. Namun juga doa terbaik bagi orang tua agar diberi kemampuan soal keuangan nanti pada saatnya. Dan yang lebih penting, tentu yang terbaik di mata Allah. Semoga saja ada jalan keluar yang baik.
Jangan menitipkan mimpi ke anakÂ
Pernah nggak mendengar soal orang tua yang menitipkan mimpinya ke anak? Barangkali di masa mudanya orang tua gagal masuk Universitas tertentu. Kemudian mendorong anaknya untuk kuliah di universitas tersebut.