Mohon tunggu...
Enny Mamito
Enny Mamito Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hai, aku seorang Ibu Rumah Tangga dan Blogger (www.ennymamito.com) Suka mendengarkan musik, nonton film dan membaca buku klasik.

Selanjutnya

Tutup

Book

Totto-Chan Gadis Cilik di Jendela

24 Juli 2022   22:20 Diperbarui: 24 Juli 2022   22:45 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Totto-Chan Gadis Cilik di Jendela adalah buku yang ditulis berdasarkan kisah nyata masa kecil penulisnya, Tetsuko Kuroyanagi. Ia bersekolah di sebuah Sekolah Dasar yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang sangat humanis. Sangat memahami dan cinta anak-anak. Semakin menarik lagi karena buku ini bercerita menggunakan sudut pandang seorang anak SD yang sangat polos dalam melihat dunia kanak-kanaknya, orang tuanya, teman-temannya, gurunya, dan lingkungan bermainnya.

Judul             : Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Penulis        : Tetsuko Kuroyanagi

Penerbit      : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan       : 20, Februari 2016

Tebal Buku : 272 halaman ( hard cover )

Tetsuko (yang memiliki nama kecil Totto-chan), memulai kisahnya ketika ia dikeluarkan dari sebuah SD karena ulahnya memanggil pemusik jalanan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Beruntung Totto-chan memiliki seorang ibu yang sangat bijaksana sehingga sang ibu memindahkannya ke SD lain tanpa memberitahukan Totto-chan alasan yang sebenarnya.

Dari sinilah kisah menarik mengenai metode pengajaran sekolah baru Totto-chan dimulai. SD baru Totto-chan yang bernama Tomoe, tidak sama seperti SD lainnya. Kegiatan belajat dilakukan di gerbong-gerbong kereta api yang 'disulap' menjadi kelas-kelas. 

Tidak hanya itu, sekolah ini juga menerapkan aturan di mana tiap anak dapat memilih sendiri susunan pelajaran mereka pada hari itu. Jika anak-anak memulai sekolah dengan pelajaran yang mereka senangi, tentu aktivitas belajar-mengajar akan lebih hidup dan menyenangkan.

Totto-chan kecil menemukan kesenangannya di sekolah barunya ini. Pada awal masuk ke sekolah ini, sang kepala sekolah yang juga jago bermusik Mr. Sosaku Kobayashi, bersedia mendengar cerita Totto-chan hingga empat jam !

Tidak hanya itu Mr. Kobayashi juga menerapkan cara pengajaran yang memancing bakat alamiah dari para siswanya, membiarkan anak-anak ini tumbuh dengan irama alam tanpa tekanan dan tuntutan orang dewasa yang membuat anak-anak merasa tertekan kala belajar.

Mr. Kobayashi menanamkan nilai-nilai moral, kemandirian, dan kepercayaan diri pada setiap murid-muridnya. Sang kepala sekolah membiasakan semua muridnya membawa bekal dari rumah dengan tema makanan "sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan" sebagai pelengkap nasi. 

Kegiatan belajar mengajar pun tidak dilakukan secara monoton di dalam ruang kelas tetapi juga dilakukan sambil berjalan-jalan. Dalam acara "jalan-jalan" tersebut, anak-anak pun mendapat pelajaran berharga tentang sains, sejarah, dan biologi sekaligus.

Kepala sekolah pandai memberi motivasi positif bagi para muridnya. Totto-chan yang sempat dikeluarkan dari sekolah lamanya, selalu diberi motivasi oleh kepala sekolah yang mengatakan, "Kau benar-benar anak baik, kau tahu itu, kan?" setiap berpapasan dengannya. Totto-chan pun segera menjawab, "Ya, aku memang anak baik" yang segera ia percayai. 

Kelak kata-kata kepala sekolah ini menjadi sangat berarti di sepanjang kehidupan Totto-chan.

Totto-Chan sangat menikmati masa sekolahnya dengan teman-temannya. tapi keadaan menjadi sangat sulit ketika perang dunia berlangsung dan bom-bom mulai berjatuhan di Jepang. Pada suatu hari (tahun 1945) Tomoe terbakar. Banyak bom yang dijatuhkan pesawat pembom B29 menimpa gerbong-gerbong kereta api yang berfungsi sebagai ruang kelas. 

Yang mengejutkan, Mr. Kobayashi tetap tenang dan hanya berkata "Sekolah seperti apa yang akan kita bangun lagi?" pada kedua putra di sampingnya. Tak heran jika Tetsuko (Totto-chan) menulis bahwa kecintaan Mr. Kobayashi pada anak-anak dan ketulusannya dalam mengajar jauh lebih kuat daripada api yang membakar sekolahnya.

Yang bisa digarisbawahi dalam buku ini adalah pentingnya pendidikan yang membuat seorang anak belajar merasa nyaman dan senang, bukan karena tekanan kurikulum pendidikan yang memberatkan murid.

Betapa senangnya bila anak sangat menikmati masa sekolah sesuai dengan usianya. Merasa bahagia dengan masa sekolahnya.
Bukannya lebay, tapi coba deh baca buku ini. Teman-teman juga akan merasakan apa yang saya rasakan. Masa sekolah yang menyenangkan dan tawa bahagia ala Totto-Chan akan kita dengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun