untuk mengobati luka batin dan rasa kecewa yang amat dalam, Â kepala sekolah berinisiatif untuk memberikan bingkisan hadiah untuk Rama karena saat itu, Rama sudah terlihat pucat dan ketakutan. kepala sekolah merasa sangat khawatir akan down nya mental Rama. Setelah dia menerima hadiah tersebut, rasa percaya dirinya kembali terlihat dan senyumnya kembali terukir. semua teman-temannya datang saling menguatkan.Â
Setelah hari itu, kepala sekolah mengirimkan surat panggilan khusus untuk orang tuanya. dan lagi-lagi yang datang adalah kakak dan ayahnya. kemana ibunya ? ia ternyata lebih memilih bekerja daripada mendampingi dan mengobati luka batin anaknya.Â
Setelah sang ayah dan kakak diberikan penjelasan mengenai kondisi Rama saat itu, akhirnya mereka tersadar atas kesalahannya dan berjanji akan lebih memperhatikan perkembangan Rama dan memberikan kasih sayang yang cukup untuk Rama.Â
Janji itu pun ditepati. sangat jelas terlihat perubahan Rama yang lebih positif. Rama sudah mampu mengejar ketertinggalan selama ini, bahkan ia mampu mengejar hafalan teman-temannya dan sudah fix bahwa tahun depan Rama dinyatakan pasti wisuda 2 juz.Â
Sungguh kisah ini menjadi pelajaran berharga untuk para orang tua.Â
Anak itu akan terus tumbuh dan berkembang. Jika masa kecilnya terlewatkan begitu saja tanpa perhatian dan cinta kasih orang tua, besarnya kelak seperti apa ? jangan sampai orang tua menyatakan penyesalan di kemudian hari hanya karena kesibukan mencari materi semata. materi itu penting tetapi luangkan lah waktu sejenak untuk menemui sang buah hati, walaupun hanya sekedar mengutarakan kalimat "Nak ! bagaimana sekolahmu ?"
"Nak ! kamu Hebat sekarang."Â
dan sekian kalimat positif nan indah didengar sebagai motivasi kuat untuk anak kita.Â
semoga bermanfaat, salam Literasi !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H