Assalamu'alaikum .... Sahabat Pena
"Jangan langsung menerima KATANYA, sebelum mengetahui NYATANYA."
Dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial, tentu banyak pengalaman hidup dalam menghadapi beragam karakter manusia. Dari manusia yang paling TULUS hingga yang paling egois dan ambisius.
Pro-kontra, lover-heater itu sudah biasa. Tergantung bagaimana mereka memandang dan menilai seseorang. Sehebat apapun kita, sebaik apapun kita, tidak akan berpengaruh pada orang yang menggunakan kaca mata hitam. Pandangannya akan tetap gelap dan berkabut.
Jadilah versi terbaik dirimu, tidak perlu berubah hanya untuk membalik penilaian orang lain.
Kita tidak akan menjadi besar dan hebat karena sanjungan,
tidak pula terpuruk dan hancur karena penilaian buruk. Penilaian itu bersifat relatif dan variatif.
Di zaman ini, karakter yang sudah mulai sulit ditemukan adalah karakter seseorang yang bijak dalam bersikap, bijak menilai dan bijak dalam mengambil keputusan.
ilustrasinya adalah :
Si A menyampaikan informasi atau cerita kepada si B, lalu Si B langsung menerima informasi tersebut tanpa berfikir entah cerita itu hoax atau fakta. si B bercerita lagi kepada si C dan akhirnya cerita berjalan terus sehingga cerita yang masih fiktif itu merajalela tanpa ujung. itu KATANYA. Padahal, jika si B adalah sosok yang bijak, tentu akan melakukan TABAYUN, bertanya kepada pihak yang diceritakan oleh si A, maka pasti si B akan mengetahui yang sebenarnya dan berkata " Oh ! NYATANYA ..... 🤔
Yaaaaaah ! itu lah manusia zaman sekarang. jika tidak suka, maka akan berusaha mempengaruhi orang lain untuk ikut sebagai heater kepada orang yang tidak ia sukai dan memainkan peran sebagai PLAY VICTIM ( pelaku yang mencoba memainkan drama sebagai korban). 🥴
Ilustrasi lainnya adalah :
Ada seseorang sedang berdiri di pinggir sungai, melihat aliran air dengan Pandangan hampa, entah apa yang sedang dipikirkan.
Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya dan bertanya, kamu sedang ngapain ?
Dia pun menjawab "Aku sedang melihat sungai."
Setelah mendapatkan jawaban, orang itu pun berlalu meninggalkannya tetap berdiri di sana.
Tidak jauh dari sana, orang yang bertanya tadi, ketemu lagi dengan orang lain dan bertanya kepadanya "Ngapain orang itu berdiri di pinggir sungai ?
Lalu dia jawab "mungkin dia sedang lihat buaya. "
Lalu orang yang bertanya tadi bertemu dengan orang lain dan ditanya tentang orang yang dipinggir sungai lagi dan dia memberikan jawaban yang pasti bahwa laki-laki yang berdiri di pinggir sungai itu sedang melihat biaya dan cerita ini terus berlanjut hingga ke banyak orang dan menyimpulkan bahwa orang yang berdiri termangu di pinggir sungai itu sedang melihat buaya. Itu KATA CERITA. tapi NYATANYA, orang yang berdiri di sungai itu adalah orang stres yang melihat SUNGAI, bukan BUAYA.
Oleh karena itu, mari kita lebih bijak menyikapi dan bijak menyimpulkan sehingga cerita yang disampaikan adalah cerita yang sebenarnya bukan cerita yang dimiringkan dan tidak dibuat-buat.
Semoga BERMANFAAT dan jadilah sosok yang BIJAK.
Salam Literasi ............✍️🤝
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H