Mohon tunggu...
Enny Abigail
Enny Abigail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations, Communication Science, Christian University of Indonesia

A Final-year student of Communication Science and an enthusiatic person that like to explore and learn a lot of things. I have experience in working at several organizations which make me learn a lot of things such as collaborations, communication skill and leadership.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Suku Samin dalam Menghadapi Perubahan Zaman

19 Januari 2023   09:40 Diperbarui: 19 Januari 2023   09:57 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam teori interaksionisme simbolis yang menyangkut ajaran suku samin, ditandai oleh sikap dan perilaku atau perbuatan yang tidak selalu mengikuti adat istiadat dan aturan yang berlaku di desa atau masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini diawali oleh sikap diri sendiri yang mulai berani melawan kebijakan pemerintah kolonial belanda. Perlawanan tidak dilakukan dengan cara kekuatan fisik tetapi dengan menentang.

Ada banyak tindakan simbolis dalam tradisi budaya Samin untuk membangun solidaritas sosial. Tingkatan nilai budaya yang berakar pada tindakan seperti gotong royong merupakan sifat kerjasama berdasarkan solidaritas yang besar. 

Dalam pelaksanaannya orang-orang Samin memiliki ungkapan-ungakapan simbolis seperti ngersoyo yang artinya saling membantu satu dengan yang lain dalam berbagai kehidupan sehari hari yang tidak hanya terlihat pada pembangunan sarana umum. Kehidupan tolong menolong juga terlihat dari  kerjasama mereka misalnya pada saat ada yang membangun rumah maka tanpa diminta para tetangga akan  membantu ataupun pada saat ada yang memiliki hajatan.

Proses interaksi Suku Samin dilakukan di berbagai tempat dan kegiatan baik kegiatan lingkungan warga seperti gotong royong, Arisan warga, Musyawarah Desa dan dalam bidang pertanian seperti bercocok tanam di ladang maupun menanam padi di sawah. adapun Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Suku Samin Dengan Masyarakat Sekitar diantaranya:

  • Adanya tuntutan zaman Adanya perubahan zaman tentu dirasa kelompok minoritas seperti suku Samin itu sendiri juga tetap ingin eksis sepanjang zaman, artinya kemauan dalam membaur dengan masyarakat didasari keinginan untuk bertahan hidup dalam masyarakat seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu.

"Kami juga harus mengikuti perubahan zaman, karena kalau tidak pasti jadinya susah, terutama untuk dapat pekerjaan demi bertahan hidup. Tapi walaupun ada yang berubah yang penting kita harus tetap ingat kita ini siapa " -- Informan

  • Sumber daya manuasia anak keturunan Samin setiap tahun meningkat pengaruh SDM keturunan Samin akan mengakibatkan kemampuan warga Samin ketika berinteraksi dengan masyarakat lainnya. ini disebabkan masa sekarang keturunan Samin sudah banyak mengenyam bidang pendidikan baik dari SD maupun sampai SMA.

"Ya balik lagi, kita harus bisa ngikutin perubahan zaman. Kalau kita ga sekolah kita bakal susah dapat pekerjaan nantinya " -- Informan

  • Keberadaan Ketokohan (Pemangku Adat Samin) Keberadaan pemangku adar yang kharismatik telah jauh lebih modern. Ini dapat diartikan dengan kepemimpinan yang mau bergaul dengan masyarakat secara otomatis akan dianut oleh pengikutnya sehingga mempermudah untuk bergaul dengan warga sekitar.

"Pemimpin harus bisa kasih contoh yang baik. Kita seperti ini juga karena pemimpinnya sudah melek akan dunia terbaru jadi kita tahu harus mengikuti zaman seperti apa." -- Informan

Dari pengantar tersebut dikatakan proses interaksi yang sering dilakukan hanya beberapa saja yakni berupa bentuk asosiatif dan disosiatif, dan adapun penjabarannya sebagai berikut :

Proses Asosiatif

  • Di dalam bentuk interaksi ini baik suku Samin dengan masyarakat pada umumnya sering melakukan kerja sama dalam hal gotong royong antar anggota masyarakatnya, misalnya gotong-royong membantu pembangunan rumah warga dengan sistem sambatan. Selain itu kerja bakti untuk membantu perbaikan sarana dan prasarana lingkungan seperti :
  • pembangunan akses jalan di Dusun Jepang dengan pengaspalan yang didapat dari bantuan pemerintah.
  • kerja sama dalam hal membangun Balai Budaya yang nantinya tempat ini akan dijadikan sebagai pusat informasi Suku Samin
  • sinoman (pladen) saat ada masyarakat yang punya hajat.

Proses Disosiatif

  • Pada dasarnya bentuk disosiatif dilatarbelakangi perbedaan-perbedaan pendapat. Konflik yang sering terlihat adalah saat adanya berbagai bantuan seperti ternak, pupuk yang diprioritaskan pada masyarakat Samin. Seyogyanya bantuan yang diajukan dari Pemerintah itu seharusnya juga mencakup ke seluruh lingkungan Dusun Jepang. Misalnya saja ada bantuan sapi sebanyak 300 ekor untuk lingkungan Samin namun bagi orang Samin yang berhak memelihara adalah orang Samin. Namun menurut perangkat pemerintahan, seharusnya bantuan sapi tersebut lebih baik diberikan ke warga Dusun itu yang belum mempunyai sapi sebab bantuan ini bersifat bersama, karena di Dusun Jepang terkenal dari adanya orang Samin, maka mereka mengklaim bantuan tersebut lebih baik untuk Samin saja (keterangan Sukijan, 25 Pebruari 2012).
  • Melihat kenyataan itu tentu akan terjadi kecemburuan sosial antara masyarakat terhadap orang Samin sebab orang Samin selalu bersikukuh dalam berpendapat, tentu hal ini mengakibatkan ada rasa ketidaksukaan terhadap orangorang Samin dan secara psikologi akan sedikit terjadi konflik meskipun tidak sampai mengubah tatanan bermasyarakat.
  • Adanya interaksi antar sesama manusia baik itu pada masyarakatnya, individu ataupun antar kelompok secara otomatis akan berdampak pada antar warga Samin maupun masyarakat sekitar.

Dampak tersebut bisa saja mengarah pada hal yang positif maupun pengaruh negatif. Adapun pengaruh itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Pengaruh konkret pada orang Samin setelah berinteraksi, tentu akan ada sebuah perubahan pola tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Samin itu sendiri yang terwujud dalam beberapa hal sebagai berikut :

  • masa dahulu sebelum membaur dengan masyarakat, pakaian orang Samin memiliki ciri khas tersendiri yakni memakai kaos oblong, celana sebatas lutut dan selalu memakai iket kepala, akan tetapi pada masa sekarang baik itu Samin sepuh maupun generasi muda telah mengalami perubahan sehingga mau memakai pakaian yang ada pada masyarakat saat sekarang.
  • adanya pendatang juga mempengaruhi kehidupannya dan tingkah laku orang Samin, tentu akan perubahan perilaku terhadap penggunaan teknologi berupa handphone, televisi dan lainnya sehingga kebanyakan orang Samin masa sekarang telah mau menerima budaya seperti penggunakan handphone sebagai media komunikasi maupun televisi sebagai media informasi.
  • Orang Samin kecenderungan memiliki konsep berbeda ketika melaksanakan sebuah pernikahan. Dulu hal ini dibuktikan tatkala orang samin mau menikah, mereka mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak mau mengikuti aturan pemerintah seperti tidak mencatatkan secara formal di KUA. Namun setelah mereka membaur dengan masyarakat tentu akan mempengaruhi tingkah lakunya ini dibuktikan kemauan mereka mengikuti aturan pemerintah dengan mencatatkan diri pada lembaga pernikahan yaitu di Kantor Urusan Agama (KUA).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun