Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bagaimana Saya Mengatasi Fobia saat Naik Pesawat Terbang

26 Juli 2014   19:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Kabin Pesawat | Kompasiana (Kompas.com, Fikria Hidayat)"][/caption] Saat menjelang Lebaran sekarang ini,  semakin banyak yang memilih naik pesawat terbang, daripada jalan darat atau pun laut. Berbagai alasan dikemukakan, namun utamanya karena alasan waktu, dimana dengan naik pesawat, anda akan lebih cepat sampai di tujuan. Apalagi sekarang makin banyak pesawat berbiaya murah, atau budget airlines, yang acapkali lebih murah daripada kalau via darat atau pun laut. Saya pun pengguna pesawat terbang dan pertama naik pesawat adalah sekitar thn 80'an, dengan rute Yogya-Jakarta. Saya senang dan bangga benar karena dulu pesawat belum dianggap moda angkutan umum seperti sekarang ini. Tidak ada rasa takut samasekali, malah saya senang kalau pesawat meliuk-liuk saat berganti haluan, atau tergoncang saat turbulent. Senang juga mengamati awan dan tempat-tempat yang dilaluinya. Saya bangga bisa bercerita ke teman-teman bahwa tadi saya melewati laut, dan bisa melihat rumah-rumah menjelang tiba di bandara Jakarta (saya agak lupa apakah saat itu bandaranya masih di Kemayoran atau sudah di Cengkareng). Kemudian waktu saya ditugaskan di luar Jawa, pesawat merupakan alat transport yang  saya gunakan kalau pulang pergi ke Jakarta. Seingat saya, pesawat baling-baling  yang banyak digunakan. Pesawat jenis ini akan menderu-deru saat take-off dan rasanya lama betul untuk sampai dalam posisi "aman", dimana kita boleh melepas sabuk pengaman. Nampaknya rasa fobia saya muncul saat mulai sering menaiki pesawat baling-baling tsb. Pernah suatu saat, cuaca jelek sekali dalam penerbangan dari Jakarta,  dan seorang Bapak yang duduk di sebelah saya, tidak henti-hentinya berdoa berkomat-kamit. Aduh... saya pun jadi ketakutan, Pak. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, rasa fobia ini koq makin menjadi-jadi, padahal mau tidak mau saya harus menaiki pesawat dari Indonesia-Filipina, atau pun ke tempat-tempat lain. Apalagi dalam beberapa bulan ini, terjadi kecelakaan pesawat secara berturut-turut yang menimbulkan banyak korban, Malaysian Airlines, Trans Asia Airways (Taiwan) dan Air Algeria (Aljazair), yang semakin membuat banyak orang ketakutan. Saya pernah membaca bahwa saat kita mengalami fobia, kita harus melawannya dengan menghadapinya, dan bukan menghindarinya, artinya kalau fobia pesawat terbang, kita harus tetap naik pesawat terbang. Kalau fobia cicak, kecoa, dll,  jangan hindari, namun hadapilah. Berikut ini beberapa pengalaman saya untuk menghadapi fobia saya : 1.. Memilih pesawat terbang yang menurut saya paling nyaman dan paling saya percayai, biar pun mungkin lebih mahal dibanding yang lain. 2.. Saya meletakkan bantal kecil di punggung saat turbulent, karena dengan bantal ini, saya tidak terlalu merasakan goncangan pesawat. Kalau tidak ada bantal, saya tidak bersandar ke punggung dudukan kursi dan duduk dengan rada maju. 3.. Saya berusaha tidak duduk di dekat jendela, karena saya takut kalau melihat awan gelap, jadi saya lebih menyenangi duduk menjauhi jendela. 4.. Menyibukkan diri dengan membaca, menonton film, mengobrol yang lucu-lucu (jangan yang menakutkan atau sedih-sedih) 5.. Memegang tangan siapa pun yang duduk di dekat saya, biar pun saya tidak kenal, dan umumnya mereka faham dan tidak marah, malah menertawakan ketakutan saya (pernah ada bule yang duduk di dekat saya, malah dia menakut-nakuti saya kalau ada turbulent dengan caranya yang lucu dan ini membuat saya tertawa) 6.. Last but not least  : Berdoa sepanjang waktu, sebelum, saat dan sesudah penerbangan Semoga tip-tip di atas bisa membantu,  selamat mudik, hati-hati di jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun