Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Duka Tinggal di Apartment

9 September 2014   14:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:13 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322267" align="aligncenter" width="336" caption="manilalife.tistory.com"][/caption]

[caption id="attachment_322268" align="aligncenter" width="448" caption="manilacondo.wordpress.com"]

14098141751854440237
14098141751854440237
[/caption]

Saat diberitahu akan ditugaskan di Manila, saya bertanya ke bos di mana saya akan tinggal. Kemudian dijawab "di apartment yang tidak jauh dari kantor". Ternyata kemudian memang apartment saya dekat sekali dengan kantor, terletak di jalan yang sama dan kalau jalan kaki hanya 5 menit. Bukan terletak di daerah utama, namun dekat kemana-mana : mal (seperti Mangga Dua), restoran, stasiun MRT,  jalan utama. Kalau dibandingkan dengan Jakarta, kira-kira seperti daerah Cikini.

Kemudian, kantor pindah ke daerah lain, kalau dengan mobil kira-kira 20 menit jauhnya dari kantor yang lama. Untuk efisiensi waktu, saya memutuskan untuk pindah ke apartment di dekat sana, dan kebetulan saya mendapatkan apartment yang letaknya bersebelahan persis dengan kantor, bebas macet dan tidak perlu terburu-buru saat berangkat atau pun pulang kantor.

Sebenarnya inilah pertama kalinya saya tinggal di apartment, karena sewaktu di Indonesia, saya lebih memilih tinggal di rumah, dan apartment bukan pilihan saya. Namun di Manila ini, mau tidak mau saya harus tinggal di tempat yang disediakan oleh kantor.

Apa sich enaknya tinggal di apartment ?

1.. Keamanan lebih terjaga.

Selama 7  hari / 24 jam,  selalu ada  security  baik  di pintu masuk mau pun lobby, dan security  ini juga secara rutin berkeliling dari lantai ke lantai. Namun demikian, tentunya kita sendiri tetap harus berhati-hati karena pernah terjadi,  seorang tamu kami kehilangan jasnya yang baru dibelinya, dan diduga dicuri oleh tenaga kebersihan yang saat itu diminta untuk membersihkan kamarnya.

2.. Bisa menjalin relasi dengan penghuni lain.

Di apartment saya yang lama, setiap hari Minggu diadakan ibadah di lantai dasar, dan karena sering bertemu, akhirnya kami menjalin pertemanan.

3.. Tersedianya tenaga tehnisi yang bisa membantu kalau sewaktu-waktu diperlukan, contohnya : kalau pintu rusak, bisa secepatnya minta bantuan tehnisi untuk memperbaikinya.

Selain merasakan enaknya tinggal di apartment, lalu apa sich tidak enaknya ?

1.. Individualisme yang tinggi, artinya "lu lu, gue gue".

Contoh : Pintu apartment saya bersebelahan persis dengan pintu tetangga, namun saya tidak pernah kenal tetangga tsb. Kadang-kadang  ketemu kalau pas buka pintu bareng-bareng, namun masing-masing tidak menyapa.

2.. Berhadapan dan bertemu dengan macam-macam penghuni.

Pernah suatu pagi saya dikagetkan oleh sebuah ambulans yang parkir di depan pintu apartment, dan beberapa perawat berpakaian putih-putih tergopoh-gopoh masuk ke lift. Kemudian saya bertanya ke bagian security, apa yang terjadi. Ternyata ada panggilan emergency karena seorang Bapak terkena serangan jantung.

Juga ada seorang Ibu yang cantik sekali dan belum terlalu tua, namun menderita sakit dan setiap pagi dibawa keluar jalan-jalan oleh perawatnya.

Pemandangan seperti ini sering membuat saya sedih dan merusak suasana hati.

3.. Cucian bisa dilihat dari gedung (kantor) sebelah.

Contoh : Seperti gambar di atas, saat menjemur hasil cucian "rahasia", saya sering melirik ke gedung (kantor) sebelah, apakah ada yang "menonton"atau tidak. Risih rasanya kalau kebetulan ada orang yang mlototin.

4.. Penghuni yang (pura-pura) salah kamar..

Ini pengalaman salah satu teman wanita yang menginap di mess apartment kami, dan lupa mengunci pintu utama. Tiba-tiba waktu lagi menonton TV, dikagetkan oleh seorang pria yang tidak dikenal membuka pintu dan masuk. Ternyata pria tsb  lagi mabuk dan (mungkin) lupa di mana kamarnya.

5.. Kalau ada "penghuni halus" yang tidak kelihatan, namun bikin gaduh atau mengganggu.

Pengalaman yang pernah saya tulis yaitu sewaktu saya tinggal di apartment yang  lama, selalu ada suara-suara berisik di lantai atas apartment saya, meski,  di manapun juga, kejadian serupa bisa terjadi.

6.. Semoga ini tidak terjadi (amit-amit....), kalau gedung ambruk.

Seperti yang pernah saya tulis, bahwa sebagian daerah Metro Manila dilewati oleh lempeng gempa aktif yang sedang "tertidur" dan menurut para ahli, sewaktu-waktu  bisa "menggeliat" karena menurut mereka, sudah jatuh tempo, alias sudah matang manggis. Lempeng gempa tsb juga dekat dengan daerah apartment saya sekarang.

Doa saya semoga gempa tersebut tertidur terus dan tidak usah bangun-bangun lagi, karena seperti halnya kota metropolitan lain di dunia, Metro Manila penuh sesak manusia, dan bangunan-bangunannya belum tentu tahan gempa, terutama gempa yang melebihi 7 skala richter.

Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan masukan bagi yang akan tinggal di apartment. Pilihan tetap ada pada Anda, dan ini hanya pengalaman pribadi saya saja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun