Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kerja Sambil Kuliah Lagi (Dan Dibiayai Kantor)

14 Oktober 2014   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:06 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel dari Mas Agung Han yang berjudul  “Kuliah sambil kerja, siapa takut” tertanggal 8 Oktober 2014, menginspirasi saya untuk menuliskan  pengalaman waktu kerja sambil kuliah lagi.

Saat mengawali karir di Jakarta, saya tidak bekerja sesuai dengan bidang pendidikan saya, dan saya hanya bertahan bekerja di tempat tersebut  selama tiga bulan, sampai akhirnya saya diterima bekerja di suatu perusahaan kecil yang lebih sesuai dengan pendidikan saya. Seiring perjalanan waktu,  akhirnya saya pindah lagi dan  “menetap” cukup lama di suatu perusahaan yang lebih besar.

Awalnya perusahaan tersebut bukan perusahaan besar , namun  sejalan dengan kemajuan ekonomi Indonesia, perusahaan tersebut berkembang menjadi salah satu dari konglomerat di Indonesia. Group perusahaan tersebut membidangi berbagai macam bisnis, dan saya pun pernah menduduki berbagai jabatan di grup perusahaan tersebut.

Management grup perusahaan tersebut, mewajibkan semua perusahaannya mengalokasikan dana pendidikan untuk karyawannya, baik untuk pendidikan formal mau pun non formal.

Saya diminta oleh bos untuk mendalami perbankan karena grup tersebut juga memiliki bank. Dengan latar belakang pendidikan bahasa sebelumnya, maka tidak mudah bagi saya untuk memulai kuliah dalam bidang yang asing untuk saya. Namun, hal tersebut tidak menghalangi saya untuk tetap tekun kuliah, yang saya ikuti sesudah jam kerja.

Kerja dan kuliah sangat menyita waktu dan fisik saya, sampai suatu kali saya jatuh sakit. Bayangkan, setiap hari kecuali akhir minggu, saya baru sampai di rumah sekitar jam 22.00. Belum lagi kalau menghadapi tugas-tugas kuliah dan ujian, harus jumpalitan mengatur waktu.

Sayangnya, sebelum lulus kuliah D-3 saya tersebut, saya ditugaskan ke luar kota sehingga harus cuti kuliah selama beberapa tahun. Saat ditugaskan kembali ke kantor pusat, saya malah ditawari untuk mengambil kuliah lanjutan S-2 oleh kantor, dan terpaksa tidak melanjutkan  kuliah saya  yang pertama.

Saya mengikuti executive class yang kuliahnya diselenggarakan sejak Jum’at sore sampai Minggu sore, jadi praktis selama hampir dua tahun, saya merelakan waktu saya untuk kuliah lanjutan tersebut.

Banyak manfaat yang saya peroleh saat mengikuti kuliah tersebut, walau pun secara fisik merasa kelelahan :

1.. memahami sistem kredit semester karena saat kuliah zaman dulu, sistem yang digunakan adalah sistem gugur, di mana kalau ada mata kuliah yang tidak lulus (walau pun diberi kebijakan untuk mengulang), mahasiswa harus mengulang seluruh mata kuliah, dan bukan hanya mata kuliah yang gagal tersebut

2.. kuliah lanjutan S-2 difokuskan lebih kepada problem solving dan decision making, dan hal ini sangat membantu waktu dihadapkan pada masalah di kantor

3.. kuliah lagi membuat saya harus banyak membaca textbook yang kebanyakan dalam bahasa Inggris, terutama saat kuliah S-2, dan hal ini meningkatkan kemampuan berbahasa asing saya. Karena dosen-dosennya kebanyakan dari luar negeri, maka kuliah pun dalam bahasa Inggris

4.. ilmu yang saya peroleh dari dua kuliah tersebut, mempermudah saya memperoleh tugas-tugas baru yang berkaitan dengan ilmu saya

5.. last but not least, dua kali saya ditawari pekerjaan baru , tanpa saya harus melamar, dalam usia yang sudah tidak muda lagi

Saya harus selalu mengucap syukur atas kesempatan baik ini, sehingga pesan saya “raihlah kesempatan, karena kemungkinan tidak akan datang kembali”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun