Di Filipina, tanggal 1 dan 2 Nopember merupakan hari libur nasional. Tanggal 1 merupakan All Saints’ Day (Hari untuk menghormati arwah orang suci) sedangkan tanggal 2 – All Souls’ Day (Hari untuk menghormati arwah secara umum).
Pada hari tersebut, masyarakat melakukan tradisi nyekar ke makam keluarga atau kerabatnya, kegiatan bisa dimulai pada tanggal 31 Oktober, dan sebagian bahkan bermalam di makam sampai keesokan harinya. Suasana di makam laksana pesta keluarga dengan makanan & minuman dan diterangi cahaya lilin pada malam hari. Karena tahun ini jatuh pada hari Saptu dan Minggu, maka banyak kantor meliburkan karyawannya pada tanggal 31 Oktober, memberi kesempatan kepada yang mudik ke luar kota.
Seperti juga di Indonesia saat nyekar, mereka akan berdoa, membersihkan makam, menabur bunga, selain itu juga menyalakan lilin. Banyak warga yang mudik untuk nyekar, karenanya jalan-jalan di sekitar makam macet. Mall atau pusat perbelanjaan biasanya dibuka lebih siang daripada hari biasa. Saya baca pengumuman di mall yang akan dibuka pada jam 12 siang dan bukan jam 10 seperti biasanya, demikian pula gym langganan saya. Beberapa tahun yang lalu saat saya ke luar kota, saya sering terjebak kemacetan di sekitar makam yang berada di sini jalan.
Melihat banyaknya warga yang akan menjalankan tradisi nyekar ini, pemerintah daerah Metro Manila mengerahkan ribuan polisi untuk menjaga daerah-daerah sekitar makam. Selain itu, pemerhati lingkungan hidup, menghimbau pengunjung untuk memperhatikan kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan toilet, jangan buang air kecil sembarangan, dll.
Menurut beberapa pemuka agama Katolik, sebenarnya tradisi nyekar pada tanggal 31 Oktober – 1 Nopember agak salah kaprah, karena mestinya tanggal 1 – 2 Nopember karena “Hari Arwah” jatuh pada tanggal 2 Nopember, bukan 1 Nopember. Namun nampaknya tradisi ini sulit diubah karena sudah dilakukan secara turun temurun.
Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa makam di Filipina selain seperti yang biasanya di Indonesia, bisa juga yang disusun ke atas seperti foto-foto dibawah ini. Warga miskin yang tidak memiliki rumah banyak menempati kompleks makam untuk tempat tinggal dan kegiatan sehari-hari.
[caption id="attachment_332083" align="alignnone" width="448" caption="Suasana di makam (demotix.com)"][/caption]
[caption id="attachment_332085" align="alignnone" width="448" caption="Suasana malam hari (cavite.com)"]
[caption id="attachment_332086" align="alignnone" width="448" caption="Suasana malam hari (visitpinas.com)"]
[caption id="attachment_332087" align="alignnone" width="448" caption="Pengunjung makam (borneopost.com)"]
[caption id="attachment_332088" align="alignnone" width="400" caption="Makam sebagai tempat tinggal (strangeremains.com)"]
[caption id="attachment_332089" align="alignnone" width="448" caption="Kuburan binatang / pet (philstar.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H