Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinggal Tulang Dan Kuahnya, Koq Minta Dibungkus Untuk Dibawa Pulang?

12 November 2014   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:00 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat makan di restoran, baik sendiri mau pun dengan keluarga atau kawan, kadangkala ada sisa makanan yang tidak bisa lagi dihabiskan, karena perut sudah kenyang, atau saat memesan terlalu banyak. Sangat wajar bahwa kemudian sisa tersebut  dibungkus untuk dibawa pulang.

Kalau acara makan tersebut adalah acara sendiri, contoh saat merayakan ulangtahun, maka sisa makanan tersebut akan saya bawa pulang, untuk dimakan sendiri dengan keluarga. Tentunya sisa makanan yang dibungkus tersebut adalah makanan yang masih layak makan, artinya sayur, masih ada sayurnya, atau kalau daging, masih ada dagingnya.

Namun, beda lho dengan pengalaman saya saat makan bersama kawan saya di Tagaytay, daerah dingin sekitar 2 jam dari Metro Manila. Saat itu kami memesan sup yang namanya “bulalo”, seperti sop kaki sapi, namun potongan tulangnya lebih besar. Disajikan di dalam mangkok besar dan dimakan rame-rame, jadi bukan untuk sendiri-sendiri seperti umumnya di Indonesia.

Karena lapar dan  udaranya sejuk, sop tersebut cepat habis , yang tersisa hanyalah tulang yang gede dan sedikit kuah. Kalau umumnya di Indonesia, sisa makanan seperti ini tidak dibawa pulang, namun kawan saya Filipina mengatakan, “bungkus saja, kasih ke supir”>.. Saya jawab “jangan, nanti si supir tersinggung dikasih tulang ”>.. Kata kawan saya “nggak, tulangnya kan bisa dimasak lagi, tinggal ditambah kuah dan sayur”>>, saya masih ngotot karena takut menyinggung perasaan,  dan benar lho, saat saya memberikan bungkusan tersebut, si supir tidak marah, malah berterima kasih.

Ini bukan satu-satunya pengalaman saya, karena pernah beberapa kali kejadian serupa terulang kembali. Contoh :

‘— bebek panggang, saat tinggal tulangnya, tulangnya dibawa pulang kawan saya, karena katanya enak untuk dibuat bubur nasi + tulang bebek

‘—sisa kuah bakso, seperti sop daging di atas, bisa ditambah sayur atau bakso lagi

‘—sisa 1 udang dan sedikit spaghetti, daripada dihabiskan atau ditinggal di restoran,  dibawa pulang, katanya bisa untuk dinner

Awalnya, saya berpikiran “koq kebangetan banget, ya”, namun kemudian saya paham  bahwa nampaknya, setiap makanan kalau masih bisa dimanfaatkan, tidak boleh dibuang.  Ada benarnya juga , namun  saya tetap belum terbiasa dengan hal seperti ini, kecuali kalau memang sisa makanan itu untuk sendiri dan masih layak disantap.

(Coba yuk, kalau ke restoran Padang dan pesan rendang, dan dagingnya habis, boleh nggak  kalau kuah rendangnya dibawa pulang,  minta ditambah lagi... tapi GRATIS...kan tinggal nambah daging sudah jadi rendang lagi, asal .. siap-siap ditolak...)

Lain ladang, lain belalang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun