Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Berkabung Filipina untuk 44 Polisi yang Tewas Menangkap Teroris

2 Februari 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Filipina, Aquino, mengumumkan tgl 30 Januari 2015, menjadi hari berkabung nasional untuk 44 polisi yang tewas dalam baku hantam dengan MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang terjadi hari Minggu tanggal 25 Januari 2015 yl, di Maguindanao, Mindanao. Pertempuran ini terjadi dalam upaya untuk menangkap teroris Malaysia bernama Zulkifli bin Hir atau yang lebih dikenal dengan nama Marwan. Tempat persembunyiannya berhasil diketemukan, dan Marwan berhasil ditembak mati.

Banyak issue yang sekarang beredar di masyarakat, seperti adanya salah prosedur, siapa yang paling bertanggung jawab, apakah ditunggangi oleh kepentingan negara adi kuasa, dll. Saya tidak akan membahas issue ini, namun lebih menyoroti sisi kemanusiaan atas musibah tersebut.

Ke-44 polisi tersebut adalahPhilippine National Police-Special Action Force, mereka rata-rata masih berusia muda. Banyak kesaksian mengharukan yang disharingkan oleh anggota keluarganya, antara lain :

--Seorang istri, Merlyn Gamutan, yang menelpon suaminya karena hari tersebut adalah ulangtahun perkawinannya, dan si suami biasanya selalu menelponnya.Ternyata kemudian si suami tewas tertembak.

--Seorang Ayah, Guillermo Tria, yang kehilangan anak lelakinya yang berumur 27 thn, Max Jim Ramirez Tria

--Seorang istri, Edelyn Senin, yang baru menikah 3 bulan dengan suaminya yang tertembak, Romeo Senin II.

-- Dan masih banyak lagi kesaksian menyedihkan lainnya

Dalam suatu pertempuran seperti ini, banyak korban yang tidak berdosa yang harus menderita, termasuk keluarganya. Teroris mengabaikan berapa yang akan menjadi korbannya sejauh tujuannya tercapai. Banyak sudah kita melihat korban-korban akibat kebiadaban para teroris tersebut. Semoga semua negara bersatu padu untuk menumpas teroris dan bukan malah “memelihara”nya demi kepentingannya sendiri.

Walau pun ke 44 polisi tersebut diangkat sebagai pahlawan dan negara, katanya, akan membantu biaya keluarga yang ditinggalkan, namun pasti bukan ini yang diinginkan keluarganya, mereka lebih memilih untuk tidak ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihinya tersebut.

Salam damai bebas teroris

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun