Mohon tunggu...
Enn Official
Enn Official Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

aok aok jak bah ju

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perbedaan Bahan Katun dan Polo yang Perlu Kamu Ketahui

5 Agustus 2024   18:59 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat membahas seragam kantor, seringkali orang membayangkan model kemeja dengan dasi untuk lingkungan kerja formal atau kemeja dengan resleting untuk pabrik. Namun, seragam saat ini tidak selalu berupa kemeja. Banyak perusahaan kini menerapkan kebijakan seragam yang lebih santai, sehingga kaos bisa menjadi pilihan untuk seragam karyawan.

Dalam konteks ini, dua bahan kaos yang sering digunakan untuk seragam kantor adalah katun dan polo. Masing-masing bahan memiliki keunggulan dan karakteristiknya sendiri, mempengaruhi pilihan tergantung pada kebutuhan dan citra perusahaan.

Selain kualitas dan sifat kain, pemilihan antara bahan katun atau polo juga dapat mempengaruhi cara perusahaan melakukan branding melalui seragam yang dipakai. Berikut adalah perbedaan antara bahan katun dan polo dari segi material serta pengaruhnya terhadap branding perusahaan.

Perbedaan antara Bahan Katun dan Polo

Baik bahan katun maupun polo pada dasarnya terbuat dari kain katun. Perbedaannya terletak pada metode pemrosesan dan campuran bahan tambahan yang digunakan.

1. Bahan Katun

Bahan ini umumnya digunakan untuk kaos karena serat kapasnya yang membuatnya sejuk dan nyaman saat dipakai. Terdapat dua jenis utama bahan katun yang sering digunakan untuk kaos, yaitu katun carded dan katun combed.

Katun combed lebih sering dipilih dibandingkan katun carded karena proses pemrosesannya menghasilkan kain yang lebih halus.
Serat kain katun combed juga lebih rata dan rapi, memberikan rasa lembut di kulit. Kaos berbahan katun sering digunakan untuk keperluan promosi atau seragam santai, seperti untuk acara olahraga, berkat daya serap keringatnya yang baik dan kelembutannya.

2. Bahan Polo

Istilah "polo" merujuk pada kain katun yang dicampur dengan polyester, sering kali dikenal sebagai Lacoste CVC. Campuran ini memberikan sifat anti-kusut pada kaos polo, sehingga tetap tampak rapi meskipun dikenakan selama aktivitas yang intens.

Kain polo, dengan pori-pori yang lebih besar dibandingkan katun combed, menawarkan kemampuan penyerapan keringat yang lebih baik. Selain itu, desain rajutannya yang khas, seperti pola segi empat atau segi enam, menambah estetika dan kenyamanan kaos polo.

Secara umum, pilihan antara bahan katun dan polo untuk kaos bergantung pada kebutuhan spesifik, seperti kenyamanan, daya serap keringat, dan penampilan yang diinginkan.

Branding Perusahaan pada Kaos Katun dan Kaos Polo

Karena perbedaan sifat antara kaos katun dan kaos polo, metode branding perusahaan pada masing-masing jenis kaos juga berbeda.

Branding ini bertujuan untuk menonjolkan formalitas serta membedakan kaos perusahaan dari kaos biasa, yang pada gilirannya memperkuat citra profesional perusahaan dan membedakannya dari kompetitor di mata konsumen.

1. Warna Kaos

Salah satu aspek dasar dalam branding adalah pemilihan warna kaos. Meskipun banyak yang memilih warna kontras seperti hitam atau putih dengan logo perusahaan, riset menunjukkan bahwa strategi ini kurang efektif dalam menciptakan identitas branding yang kuat.

Sebagai alternatif, pemilihan warna yang sesuai dengan identitas dan logo perusahaan lebih direkomendasikan untuk memastikan kesan yang lebih khas dan konsisten.

2. Branding pada Kaos Katun

Untuk kaos katun, terutama yang menggunakan bahan cotton combed dengan pori-pori yang rapat, metode sablon adalah pilihan yang tepat. 

Sablon digital sering digunakan karena menghasilkan cetakan yang lebih berwarna dan tahan lama dibandingkan sablon manual. Biasanya, branding pada kaos katun dilakukan di bagian dada dan torso untuk bagian depan, serta di punggung untuk sisi belakang.

3. Branding pada Kaos Polo

Kaos polo, dengan bahan Lacoste CVC yang memiliki pori-pori lebih besar, tidak cocok untuk sablon. Sebagai gantinya, metode bordir komputer lebih sering digunakan untuk branding pada kaos polo. Bordir komputer dipilih karena prosesnya yang cepat dan efisien, terutama untuk pesanan dalam jumlah besar.

Branding pada kaos polo biasanya diletakkan di area dada sebelah kiri atau kanan di bagian depan, dan pada punggung untuk bagian belakang. Bordir komputer juga memungkinkan branding di bagian lengan, yang tidak dapat dilakukan dengan sablon pada kaos katun.

Dengan memahami perbedaan ini, perusahaan dapat memilih metode branding yang paling sesuai dengan jenis kaos yang digunakan untuk menciptakan kesan profesional dan membedakan diri dari kompetitor.

Kesimpulan

Dari ulasan di atas dapat di simpulkan memilih bahan kaos untuk seragam kantor, penting untuk mempertimbangkan perbedaan antara bahan katun dan polo. Bahan katun, terutama katun combed, dikenal karena kelembutannya dan kemampuan menyerap keringat, menjadikannya pilihan ideal untuk kaos santai dan promosi.

Sebaliknya, bahan baju polo shirt, yang merupakan campuran katun dan polyester, menawarkan ketahanan terhadap kerutan dan penyerapan keringat yang baik, serta cocok untuk tampilan lebih rapi. Demikian ulasan yang dapat kami berikan, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun