Mohon tunggu...
enno audina
enno audina Mohon Tunggu... -

mahasiswa ITK 08131011

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manajemen Pasar Tradisional di Kota Samarinda

5 Desember 2016   09:05 Diperbarui: 5 Desember 2016   09:13 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Sanggam di Kabupaten Berau | http://berau.prokal.co/

Permasalahan – permasalahan ini berawal dari kurangnya komunikasi dengan para pedagang, sehingga pihak pengelola pasar tidak mendapatkan dukungan dari pihak pedagang sehingga menimbulkan permasalahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pihak pengelolaan pasar tradisional dapat berkaca pada Pasar Tradisional Sanggam Adji Dalayas di Kabupaten Berau, Kalimantan Utara yang memenangkan IMP Award atau Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan pada tahun 2014. 

IMP Award merupakan acara pemberian penghargaan kepada kota atau kabupaten yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri dalam kurun waktu 2 tahun sekali yang terbagi menjadi 9 kategori yaitu, Pengelolaan Pasar Tradisional, Penataan Kawasan Kumuh, Penataan PKL, Tata Ruang Terbuka Hijau, Kelola dan Pemanfaatan Ruang, Sanitasi Pengelolaan Sampah, Sanitasi Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan Saluran Drainase, dan Pengelolaan Air Bersih.

Pasar Sanggam di Kabupaten Berau | http://berau.prokal.co/
Pasar Sanggam di Kabupaten Berau | http://berau.prokal.co/
Pasar Sanggam mengkedepankan kenyamanan pembeli sehingga kondisi pasar terlihat sangat bersih dan tertib. Sosialisasi yang diadakan kepada 2.000 pedagang di dalamnya membuat pedagang sadar dan mau untuk diajak bekerjasama menjaga ketertiban dan kebersihan pasar sehingga pembeli betah untuk berlama – lama dan tidak terganggu dengan permasalahan seperti jalanan yang becek dan bau tidak sedap.

 Konsep Pasar Sanggam juga mengkedepankan kepercayaan kepada setiap pedagang, dimana semua timbangan yang digunakan oleh pedagang telah disegel dan di tera ulang sebanyak lima kali, sehingga aman dari tindak kecurangan oleh pedagang. Selain itu juga disediakan tempat khusus untuk para pembeli yang merasa ragu oleh hasil penimbangan. 

Pedagang juga diberikan sosialisasi yang akan memberikan imbas yang baik, misal pedagang dapat menjaga ketertiban, menjaga kebersihan, dan kerukunan antar pedagang, pengelola, dan tentunya penunjung. Konsep ini juga seharusnya dapat ditiru oleh pasar tradisional di Samarinda, dengan mengkedepankan komunikasi sehingga menimbulkan kepercayaan yang kuat baik pembeli maupun pedagang serta elemen lain yang menjadi bagian dari pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun