Mohon tunggu...
enno audina
enno audina Mohon Tunggu... -

mahasiswa ITK 08131011

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Meledaknya Jumlah Penduduk Lansia di Masa Depan, Baik atau Buruk?

30 Desember 2014   03:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat, dapat diperkirakan bahwa pada tahun 2020 di Indonesia penduduk lansia yang sekarang berjumlah 18 juta jiwa nantinya akan meningkat jadi 27 juta jiwa, dan akan meningkat lagi menjadi 80 juta jiwa di tahun 2050. “Karena itu sejak sekarang diperlukan langkah-langkah untuk menghadapi ledakan jumlah lansia ini, agar kehidupan lansia menjadi lebih baik,” jelas Plt Kepala BKKBN Fasli Jalal disela seminar bertema Mewujudkan Kota dan masyarakat Ramah Lansia untuk Mendukung Pembangunan Keluarga Tangguh, Selasa (2/12).

Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia merupakan bonus demografi yang bagaikan dua sisi mata koin, ada untung dan ruginya. Bila banyak penduduk lansia masih bisa produktif, hal ini akan menjadi keuntungan bagi negara, baik karena SDM yang masih memenuhi syarat dan penduduk lansia tersebut tidak akan menjadi beban karena masih bisa mandiri. Cerita akan menjadi berbeda bila kebanyakan penduduk lansia yang ada hanya bisa berbaring dan sakit-sakitan. Hal ini hanya akan menjadi beban. Jika seperti ini beban yang akan ditanggung penduduk usia produktif akan semakin besar, belum lagi jika mereka memiliki anak-anak yang juga masih belum memasuki usia produktif.

Hal ini bisa diantisipasi oleh diri sendiri maupun oleh pemerintah. Drg. Kartini pada acara Workshop Pelayanan Kesehatan Menuju Lansia Sejahtera di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, dari diri sendiri bisa dimulai dengan menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan sehat, tidak merokok agar tak kena radang paru-paru, mengurangi makanan lemak dan manis jika tak ingin nantinya dimasa lansia memiliki penyakit jantung, stroke dan diabetes.

Menurut Fasli Jalal untuk masalah seperti ini pemerintah bisa mengatasinya dengan menjamin kesehatan lansia melalui kepesertaan BPJS Kesehatan kelompok penerima bantuan iur(PBI). Pemerintah juga bisa membangun kota ramah lansia. Kota dengan spesifikasi demikian harus disiapkan sejak sekarang mengingat membangun fasilitas, sarana dan prasarana membutuhkan jangka waktu yang lama.

Adapun standar kota ramah lansia menurut WHO antara lain memiliki gedung ruang terbuka hijau yang bisa diakses lansia, menyediakan bangku prioritas pada angkutan umum, adatangga khusus pada perumahan, penyediaan ruang publik untuk berkumpulnya lansia, partisipasi sipil dan perkerjaan dan adanya komunikasi dan informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun