Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mandiri di Tengah Pandemi, Berdaya Melalui Internet

14 Juli 2022   22:24 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akses telekomunikasi dan transportasi tidak memadai. Penyebab utama masyarakat kurang maksimal dalam mengelola sumber daya yang ada. Hal ini berakibat pada rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Padahal hasil pertanian seperti tanaman pisang, talas dan cengkeh lebih dari cukup, bisa dikelola untuk mensejahterakan masyarakat. Begitu juga hasil melaut begitu melimpah. 

Bersyukurnya, bulan-bulan terakhir disana saya bisa menikmati jaringan internet GKPM. Memberi secercah harapan bahwa tak lama lagi, jaringan internet akan semakin terjangkau. Bila jaringan telekomunikasi sudah ada itu tandanya suatu tempat akan semakin maju. Saya yakin itu. Tinggal menunggu waktu saja. 

Hari sudah malam. Bukan karena takut orang. Penduduk setempat ramah-ramah. Bila malam tiba, nyamuk-nyamuk semakin berkuasa dan jalanan bebatuan semakin gelap-gulita. Tidak ada lampu jalan. Kami hanya mengandalkan lampu motor dan lampu teras rumah penduduk yang jaraknya berjauhan. Ular yang melintasi jalanlah yang kami takuti. Ihh membayangkan saja, bulu kuduk sudah merinding duluan!

Belajar tanpa Batas melalui Internet

Lilin aroma terapi-Dokumentasi pribadi
Lilin aroma terapi-Dokumentasi pribadi

Saya tidak akan pernah melupakan pengalaman itu. Tujuh tahun lalu memberi saya banyak pengalaman. Melihat dan mengalami kehidupan bermasyarakat dengan akses yang sangat-sangat terbatas.

Jika kapal Ambu-ambu akan berangkat dari pelabuhan Sikakap setiap hari Rabu dan Minggu sore, terdengar sirene bass kapal. Rasanya seolah ditinggalkan di pulau, jauh dari peradaban. Ketika kapal hilang dari pandangan mata seolah penghubung ke dunia telah putus. Sisi melankolis meruak ke permukaan.

Saat kapal mulai berlabuh di hari Rabu dan Minggu pagi setiba dari Padang, harapan terasa ada. Penanda bahwa masih ada kehidupan di luar sana. Hiruk-pikuk penumpang dan pedagang yang datang dari Padang terdengar. Masih ada harapan, masih ada kehidupan di luar sana. Bau kota sangat terasa, menghapus rasa rindu akan keramaian.

Waktu disana saya isi mengerjakan program, berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Bagi saya sendiri menjadi tempat yang tepat belajar menempa diri saya, berinteraksi dan memperhatikan serta melebur dengan kehidupan masyarakat.

Organisasi dimana saya bekerja melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan solusi dan menjawab kebutuhan warga binaan  agar mereka melangkah lebih maju sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan tetapi bergerak menuju kemandirian secara ekonomi. Melalui program yang sudah dirancang, masyarakat binaan didorong memikirkan ide-ide yang dapat diterapkan kehidupannya.

Tiga hal yang saya tanyakan pada diri saya ketika pandemi Covid-19 melanda. Saat kita semua harus tinggal di rumah. Rasanya seperti terkurung dengan ruang gerak sangat terbatas. Membuat saya mengingat kembali proses pemberdayaan masyarakat yang pernah kami lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun