Seringkali seseorang akhirnya tidak jadi melakukan sesuatu disebabkan karena caranya rumit, belibet dan membutuhkan bahan yang cukup banyak.Â
Tadinya sudah ada niat, karena kurang satu bahan saja sudah mengganggap tidak akan berhasil maksimal. Kalau dari awal sudah bisa prediksi bakal gak berhasil. Daripada coba trus nanti gagal, ya sudah tidak usah dimulai iya kan.
Berawal ketika saya iseng mencampurkan kulit kupasan buah semangka dan nenas dengan tanah sisa kompos yang saya punya. Dalam beberapa minggu kemudian sisa kupasan buah itu sudah berubah menjadi tanah. Voila!
Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Surabaya oleh oleh Yeni Dhokhikaha, limbah rumah tangga didominasi oleh limbah makanan yaitu 64,19%, menyusul limbah plastik 10,79%, Â kertas 9,24% dan limbah diapers 6,97% pada tahun 2015. Sedangkan data UN environment program pada tahun 2021, data limbah makanan yang dihasilkan oleh Indonesia memperkirakan sekitar 77 kg/capita/year.
Dari data tersebut kita dapat melihat bahwa limbah makanan adalah limbah terbesar yang kita hasilkan. Berarti, ada begitu banyak makanan yang tidak dikonsumsi. Limbah ini adalah makanan yang sudah basi atau busuk sebelum sempat diolah mapun setelah diolah.
Limbah makanan dikategorikan sebagai limbah organik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diurai oleh mikroorganisme baik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Â
Ketika makanan sudah basi alias menghasilkan aroma berbeda, timbul jamur di permukaannya, berubah warna semakin matang, berair, pada saat itu proses penguraian sedang berlangsung. Penguraian ini terjadi oleh jutaan mikroorganisme yang berada di lingkungan kita, air, udara tanah.
Cara-cara pengolahan limbah organik dapur