Tidak sedikit orang memilih alam sebagai salah satu alternatif pilihan liburan. Mengunjungi alam terbuka memang menyenangkan. Pengunjungnya dapat menikmati keindahan alam secara langsung.
Selain itu, mengunjungi alam secara langsung dapat memberikan banyak manfaat. Kita bisa melihat warna hijau dari tumbuhan yang menyegarkan mata, menghirup udara segar, juga semakin mengenal alam lebih baik.
Biasanya mereka yang suka dengan alam mengunjungi daerah pedesaan, wilayah pegunungan seperti puncak, mendaki gunung atau pergi ke pantai. Terutama di masa pandemi saat ini, mengingat sudah berbulan-bulan sudah di rumah dan demi menghindari ruang tertutup, area terbuka digandrungi banyak orang.
Di antara itu semua, trekking dapat dijadikan sebagai pilihan liburan ringan. Selain ringan, tanpa membutuhkan banyak waktu pun tidak menguras kantong.
Trekking atau juga disebut dengan hiking merupakan kegiatan liburan menyusuri alam dengan berjalan kaki. Selagi berjalan kaki, kita bisa menikmati keindahan alam. Apalagi jarak yang ditempuh semakin jauh. Maka, semakin banyak kesempatan melihat banyak hal. Â
Mengikuti kegiatan trekking, pengunjung dapat menikmati beberapa keindahan alam sekaligus. Pengunjung dapat melihat area tinggal masyarakat setempat, area pegunungan, sungai, kebun dan bahkan hutan. Daerah seperti ini terdapat di wilayah dengan letak geografis pegunungan.
Mengingat alam kita kaya dan letak geografis pegunungan sangat banyak, mudah sekali menemukan daerah seperti ini. Salah daerah tersebut ialah Sentul Bogor. Tempat trekking yang baru saja saya kunjungi minggu lalu.
Sebenarnya keinginan mengikuti kegiatan trekking ke Bogor sudah lama saya idam-idamkan. Setelah sekian purnama tinggal di rumah saja, ingin rasanya keluar barang sebentar melihat alam. Bahkan berkunjung ke taman setelah dibuka sejak pertengahan April bulan lalu saya gandrungi. Namun, karena satu dan hal lainnya, rencana ini pun tertunda dari tahun lalu.
Bersyukurnya, keinginan yang sudah lama tersimpan ini mulai mendapat titik cerah. Berawal ketika ngobrol dengan seorang teman dan kita membicarakan tentang ide ini. Ternyata teman-teman yang lain juga tertarik. Jadilah kami menyusun rencana.
Bertemu di meeting point Jungle Land
Lantaran ini baru pertama kali bagi kami semua, kami lebih memilih mengandalkan jasa tour guide. Tetapi tidak berarti pengujung harus menggunakan jasa tour guide. Area trekking di Sentul dapat dikunjungi oleh siapa saja dan kapan saja. Â Â
Trekking gunung Sentul menyediakan banyak rute. Ada tiga kategori rute yaitu trek mudah yang diperuntukkan untuk keluarga. Jarak tempuh rute  ini hingga sampai 5 kilometer.Â
Trek ini akan melewati kampung Cilaya, kampung Cigobang, persawahan, hutan pinus, perkebunan, sungai hingga kembali ke kampung Cilaya lagi.
Sedangkan trek sedang, jarak tempuhnya ialah 5-10 km serta trek sulit di atas 10 km. Trek sedang sendiri memiliki banyak pilihan, ada 6 pilihan rute bagi pesertanya, trekking ke goa agung garunggang, trekking ke lewi hejo/cepet/lieuk, trekking ke curug mariuk, trekking ke curug kembar, hordeng, ciburial, trekking ke curug karimata, dan trekking ke curug putri kencana. Dari pilihan yang ada, kami memutuskan memilih trek sedang menuju Goa Garunggang.
Setibanya di meeting point, tour guide membawa kami masuk ke wilayah pedesaan, melewati perumahan warga hingga tiba di sebuah lapangan. Ternyata bukan hanya kami, sebab di sana sudah parkir banyak kendaraan roda empat.
Oleh pemandu, kami melakukan pemanasan dan berdoa sebelum memulai perjalanan.
Trekking Sentul menyuguhkan keindahan alam yang memesona
Mengingat kami baru memulai trekking sekitar pukul Sembilan pagi. Matahari semakin naik dan tepat di atas kepala kami ketika kami tiba di Goa Garunggang, perjalanan terasa semakin melelahkan. Berkali-kali kami bertanya tentang berapa menit lagi akan tiba di tujuan.
Beruntungnya pemandu wisata kami sangat sabar menghadapi kami. Mengelabui kami dengan janji-janji manis akan segera tiba. Haha.
Namun rasa Lelah itu terbayar dengan suguhan pemandangan yang indah. Sebelum dan sesudah Goa Garunggang.
Sepanjang perjalanan beberapa kali kami beristirahat. Di sana di beberapa titik terdapat kedai yang menyediakan minuman ringan seperti teh, kopi, air kelapa muda, minuman sachet dan beberapa makanan instan. Kedai ini sekaligus titik peristirahatan para peserta.
Beberapa titik juga menyediakan toilet, seperti di goa Garunggang. Pengguna dibebani biaya 2000 rupiah setiap menggunakan toilet.
Goa Garunggang
Goa Garunggang merupakan titik yang paling unik. Wilayah ini dipenuhi dengan bebatuan yang terbentuk secara alami dan tersusun secara rapi. Saya ikut memasuki goa, setelah sebelumnya mengurungkan niat. Lantaran bebatuan di menuju ke dalam terlihat licin.
Setelah berpikir-pikir lagi dan mendengar mereka yang memasuki goa, saya pun semakin ingin masuk ke dalamnya. Memang benar, di dalam goa keadaan sangat gelap. Tetapi oleh pemandu wisata, saya dituntun dengan lampu senter dan di dalam ada orang yang menunggu dengan lampu yang cahayanya cukup kuat menerangi goa.
Jalanan yang katanya licin menurut saya tidak licin. Cuma kelihatan licin karena di dalam goa terlihat cokelat seperti tanah liat. Padahal sebenarnya tidak, lantai goa terbuat dari batu yang dilapisi di mana kemungkinan besar itu adalah batu kapur atau kalsium karbonat.Â
Di sana saya bisa melihat stalaktif yang dijadikan sebagai spot foto. Ada juga sekumpulan kelelawar sedang bertengger di langit-langit goa.
Puas beristirahat di Goa Garunggang, menikmati es kelapa, setelah kembali dari dalam goa, kami melanjutkan perjalanan menuju curug Lewi Asih.Â
Curug Lewi Asih merupakan tujuan akhir perjalanan kami. Tetapi jaraknya jauh dari bayangan saya. Matahari semakin terik, menuju Lewi Asih Langkah kami semakin lambat.Â
Sekarang sudah tengah hari. Namun, perjalanan kami sesekali dialihkan oleh sekelompok pengendara motor trail. Tepat di sebelah kiri kami, area menjuntang area pegunungan yang di bawahnya sawah dan sungai, kelihatannya sangat indah.
Di sana kami bertemu juga dengan beberapa pengunjung dengan sepeda gunungnya, yang juga sedang beristirahat sejenak. Lalu menuju curug Lewi Asih.
Dari perhentian itu, menuju curug Lewi Asih, rasanya jalan tempuh semakin mudah, jalanannya menurun dan cuaca semakin adem. Udara segar di sisi kanan dan kiri berhembus meringankan Langkah kami. Hingga akhirnya kami tiba di curug Lewi Asih. Di sana terlihat beberapa pengunjung yang sedang berakhir pekan.
Selesai dari curug Lewi Asih kami bersiap kembali ke Jakarta.
Tips mengikuti trekking
Dari pengalaman yang menyenangkan itu, sedikit tips jika ingin mengikuti trekking.
Satu, datanglah pada saat cuaca cerah. Bersyukurnya kedatangan kami di sepanjang hari cuaca sedang cerah.
Dua, kenakanlah pakaian yang memudahkan. Kenakan pakaian yang ringan sehingga memudahkan jalan kaki, bila perlu pakai baju lengan Panjang dan celana Panjang. Jangan lupa membawa topi. Jika mengikuti trekking tanpa tour guide, bawalah jas hujan juga.
Tiga, kenakanlah alas kaki yang pas untuk berjalan jauh, disarankan menggunakan sepatu dengan kaos kaki atau sendal gunung.
Empat, usahakan membawa perlatan sesedikit mungkin, air minum, baju ganti bila perlu, topi, snack, lotion sunblock dan perlengkapan untuk foto.
Lima, pilihlah rute pagi agar tidak terlalu panas di jalan.
Sekian dan terimakasihh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H