Ketika temen saya pulang dari Bali, dia membawa kopi bubuk Bali dalam kemasan kertas bagian luarnya. Tak hanya pakaian pantai atau tas bertuliskan nama Bali ternyata Bali juga memiliki oleh oleh kopi. Saya baru tahu kalau Bali memiliki Kopi.Â
Berbeda ketika saya di Medan, mudah saja mengetahui kalau disana banyak jenis kopi. Ada beberapa daerah penghasil kopi yang sangat bagus dan cukup dikenal oleh masyarakat penggemar dan penikmat kopi disana.
Kalau dari arah Tapanuli ada kopi Dolok Sanggul. Arah Sumatera ke atas sana ada kopi Sidikkalang yang berasal dari Sidikkalang dan Kopi Gayo yang terkenal dari Aceh sana. Bisa jadi juga masih ada kopi yang belum pernah saya dengar tapi terkenal.
Robusta maupun arabica, biarpun jenisnya sama, tetap memiliki ciri khas masing-masing. Sebab, rasa kopi itu sendiri dipengaruhi banyak faktor, misalnya ketinggian penanaman kopi dari permukaan laut, belum lagi proses pengolahannya mulai dari panen, roasting hingga penyeduhan.
Pada jenis kopi arabica, jenis tanaman yang tumbuh disekitarnya juga akan mempengaruhi rasa kopi itu sendiri. Itulah alasan mengapa kopi arabica memiliki after taste berbeda dari robusta yang rasanya itu-itu aja.Â
Rasa kopi robusta lebih pahit dengan kandungan kafein yang lebih tinggi. Sedangkan arabica memiliki rasa dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi serta after taste beragam.
Kedatangannya langsung disambut oleh pegawai disana. Kelihatannya mereka membawa beberapa barang yang harus diangkut ke dalam Balico. Barulah setelah beres, Pak Ibak menghampiri meja dimana kami duduk di sore berhujan itu. Barang yang barusan diangkut dari mobil ternyata perlengkapan untuk kegiatan Muay Thai dan Boxing yang sebentar lagi akan dibuka di Balico.
Balico sendiri disebut-sebut sebagai rumah sekala. Kedatangannya membuat kami bicara lagi tentang rumah sekala yang sebenarnya tadi sudah dijelaskan mba Uchi, pengelolanya. Dia menyambut kami dengan ramah dan membiarkan kami memilih menu masing-masing. Katanya menu tanda berbintang itu menu signature mereka. Gus Alit nama menunya.
Menu disana asli unik-unik, berciri khas dengan nama-nama Bali. Memberi kesan kita sedang minum kopi di Bali. Memang semua menu kopi disana asli berasal dari Bali. Begitu kata Pak Ibak, sekali lagi setelah mba Uchi sudah menjelaskan tadi sebelum ia tiba. Robusta diangkut dari Pupuan dari kebun sendiri sedangkan arabica dibawa dari Kintamani dan beberapa daerah disana.
Sekali lagi, dia menjelaskan kalau di Balico itu tak hanya menyajikan kopi tetapi juga beberapa tenant makanan. Jadi memang kesan Balico itu seperti food society dengan konsep outdoor.Â