Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Google Guys, dari Teman Jadi Partner Bisnis

26 Januari 2021   18:22 Diperbarui: 26 Januari 2021   18:32 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa-rasanya, tidak sedikit pendapat yang menyarankan supaya gak usah berbisnis dengan teman sendiri. Berbisnis dengan teman tampaknya cukup berisiko. Terutama bila berbicara tentang masa depan bisnis dalam jangka panjang.

Berbagai alasan dikemukakan, ada yang ketipu teman sendiri—tega sekali! Ada yang akhirnya berbeda pendapat, ada yang salah paham, ada yang ingin mengikuti maunya secara sepihak, dan ada pulak yang melanggar perjanjian yang mengakibatkan conflict of interest dan banyak cerita nyata lainnya.

Ujung-ujungnya, bisnis yang diharapkan akan maju jadi bubar jalan. Pertemanan pun gak seakrab dulu lagi. Tampaknya, tidak berbisnis dengan teman sendiri merupakan pilihan teraman. Jika tidak ingin mengorbankan dua hal sekaligus yaitu bisnis dan hubungan baik.

Namun, masih adakah kira-kira contoh bisnis yang dimulai dari pertemanan tapi akhirnya berhasil?

Ya. Google, bukti nyata.

Siapa tidak mengenal Google. Google merupakan mesin pencarian sejuta umat. Hingga saat ini pun, milliyaran orang di seluruh dunia masih menggunakan Google sebagai mesin pencarian informasi.

Ketik saja satu kata pada kolom pencarian Google, mereka akan menawarkan puluhan halaman yang bisa digunakan sebagai sumber informasi. Hampir semua informasi terdapat disana kita bisa temukan.

Menariknya, kisah sukses Google berawal dari hubungan pertemanan. Ialah Sergey Brin dan Larry Page mahasiswa Standford University yang memiliki bidang ketertarikan yang sama. Saat mereka menempuh program doktornya dalam bidang ilmu komputer, mereka sepakat membuat mesin pencarian yang mudah sekali digunakan oleh setiap orang tanpa berbayar tetapi menyediakan sumber informasi yang sangat lengkap.

Nyali mereka tidak ciut, sementara saat itu sudah ada beberapa mesin pencarian. Bahkan sudah go public, seperti Alta Vista, Excite, dan Yahoo. Mereka menciptakan mesin pencari dengan penambahan PageRank, berbeda dari mesin pencari lainnya.

Sergey Brin dan Larry Page, berbisnis bukan tanpa konflik

Hubungan pertemanan Sergey dan Larry, yang sering-sering disebut sebagai Google Guys di kampus mereka, bukan berarti tanpa konflik. Sebelum mereka bersahabat karena tak sengaja, mereka saling menganggap yang lain angkuh dan menyebalkan. Jadi tidak salah menganggap bila mereka sering silang pendapat, mengkritik dan saling berbantah.

Sergey dan Larry saling kenal pada saat orientasi mahasiswa. Sergey bertugas sebagai pemandu bagi Larry (tapi Sergey lebih muda dari Larry—semoga informasi ini berguna).

Secara latar belakang keluarga dan karakter, Sergey dan Larry sangat berbeda. Sergey tipe orang yang sangat menonjol. Dia dikenal sebagai seorang yang lebih terbuka dan mudah bergaul. Sedangkan Larry, anak bungsu dari tiga bersaudara ini lebih pendiam dan tidak banyak berbicara.

Dalam kesamaan, sedari kecil mereka sudah mengenal komputer, mereka sama-sama pintar, optimis dan memiliki pemikiran jangka panjang.

Tapi memang ada manusia yang hidup tanpa konflik? Konflik tak bisa dihindari dalam hubungan manusia, hubungan keluarga, persaudaraan, rekan kerja, teman, pasangan yang dicintai sekalipun. Bahkan, bisnis dimulai tanpa teman, konflik akan selalu ada.

Hingga Google pun semakin besar, bahkan menjadi IPO sejak tahun 2004, selain konflik internal, berbagai konflik eksternal mereka hadapi.

Melihat kisah keberhasilan mereka membangun Google sampai sekarang, ada dua hal yang membuat Google tetap bertahan.

Visi yang jelas dan kesamaan visi, mengalahkan perbedaan karakter, salah paham dan letupan-letupan perdebatan. Bahkan menghadapi konflik eksternal dari pesaing mereka dan investor-investor mereka.

Setelah itu komitmen. Komitmen mereka mewujudkan tujuan. Sudah lama Google sejak ada di dunia ini tapi sampai sekarang tampaknya belum ada mesin pencarian yang bisa menyamai mereka.

Sampai sekarang kita bisa menikmati halaman pencarian dengan sumber informasi tak terbatas, estetik, tanpa iklan warna-warni dan blink-blink, seperti pesaingnya. Ehhem! Yahoo dan Internet Explorer misalnya.

Melihat Google Guys, berbisnis dengan latar belakang pertemanan, apakah ada harapan membangun bisnis jangka panjang bersama seorang teman?

Berbisnis dengan atau tanpa teman, itu pilihan masing-masing, tergantung kesiapan mental akan risiko yang akan terjadi. Bisnis runtuh dan relasi pertemanan jadi renggang atau bisnis berkembang pesat dan hubungan pertemanan semakin erat hingga anak cucu.

Jadi, sudah buka Google hari ini? :))

Baca juga: Kisah Sukses Google karya David A. Vise dan Mark Malseed.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun