Rasa-rasanya cerita tentang berbagi akan selalu memberi inspirasi kepada pendengarnya. Cerita seperti ini, lebih tepatnya kisah seperti ini perlu dikumandangkan. Sebab dapat memantik semangat orang lain untuk melakukan hal sama, ikut terlibat di dalamnya bahkan dapat memantik ide baru.
Ya, bersama Ketapels minggu lalu. Kali ini inspirasi datang dari penuturan Bapak Sonny Mahendra. Beliau adalah pengurus yang aktif mengelola sebuah warteg yang terletak di Graha Raya Bintaro Ruko Regia, Tangsel.
Berawal dari pengalamannya mengelola warteg yang menggandeng warteg franchise di Jakarta sejak dua tahun lalu, mereka mengeksekusi ide dengan membuka sebuah warteg yaitu Warteg Fast. Dia pun akhirnya dipercaya mengurus warteg Fast.
Tidak seperti warteg pada umumnya, Warteg Fast memberi kesegaran baru. Sebab dalam pengelolaan dan tujuannya mereka sudah merencanakan dan melakukan hal berbeda.
Sesuai dengan namanya FAST yaitu Fatonah, Amanah, Sidiq dan Tablid, warteg Fast dikonsep untuk tujuan berbagi dengan keuntungan untuk kegiatan sosial bagi warga sekitar.
Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini mereka menyadari akan ada saja orang yang membutuhkan makanan. Sedikit makanan yang mereka bagikan secara rutin kiranya dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak. Maka, Warteg Fast memberikan sedekah melalui makanan gratis bagi para penyandang disabilitas dan ibu hamil.
Pada hari tertentu mereka juga menggelar pembagian makanan. Setiap hari Jumat, warteg ini membagikan makanan 100 yang diperuntukkan bagi warga sekitar dan jemaah mesjid.
Senin-Kamis berbagi bagi warga yang akan berbuka puasa. Setiap Senin-Kamis hari warteg fast memberikan kuota untuk dibagikan, misalnya dalam sehari memberikan kesempatan 15 kuota pada pukul 18.00 -- 19.00 WIB.
Harga makanan yang ditawarkan juga menurut bapak Sonny, sebagai pengelola warteg ini termasuk lebih murah bila dibandingkan dengan warteg sejenis. Para driver online dan taksi pun memiliki kesempatan mendapatkan diskon jika makan disana dengan minimum pembelian Rp 12.000,-.
![Warteg Fast menyediakan menu dengan huruf Braille bagi penyandang tunanetra-Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/28/img-20201024-132257-5f98fd48d541df26334d71a2.jpg?t=o&v=770)
Semakin kami berbicara lebih banyak, semakin banyak pula yang kami dengarkan hal menarik lainnya.
Kita tahu, sebuah bisnis tentu saja membutuhkan profit. Seenggaknya bisa menopang keberlanjutan bisnis, mulai dari penyediaan bahan baku, penyewaan tempat, gaji karyawan, serta peningkatan lainnya, mungkin kesejahteraan karyawan ke depan.
Dengan melakukan pembagian makanan gratis yang rutin diadakan oleh warteg Fast, agaknya tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan itu semua. Setelah memulai dan mengalami sendiri, Bapak Sonny mengaku ada saja yang menolong secara tidak terduga. Selain menggunakan logika, dalam mengelola warteg ini, mereka berjalan dengan iman.
Bapak Sony menuturkan, dengan kondisi pandemi seperti ini sudah dapat dipastikan usaha kuliner sangat turun drastis dibandingkan sebelumnya. Jadi, wajar sekali jika keuntungan mereka masih belum stabil. Walaupun belum tahu akan seperti apa kelanjutan Wartef Fast ke depan tetapi dia yakin bahwa niat mereka dapat bermanfaat bagi orang lain. Berharap usaha mereka terus berlanjut.
![Menu-Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/28/img-20201024-131839-5f98fdc8d541df799b096342.jpg?t=o&v=770)
Menu spesial warteg ini rawon dan sop iga. Di Warteg mana coba yang bisa makan Rawon dan Sop Iga.
Warteg Fast masih sangat muda, ibaratnya bahkan belum sampai seumuran jagung. Kira-kira apakah bisa bertahan dalam waktu lama atau tidak? Kita tidak tahu, tapi yang jelas mereka sudah memulai. Kita berharap akan berlanjut terus-menerus hingga akhirnya semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya.
Semangat warteg fast yang menjadi contoh nyata bagi masyarakat luas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI