Pernah tidak ketika berbicara atau bercanda, lalu dalam hati seakan sadar, "Aih, kenapa tadi gue bilang gitu?" meringis merasa bersalah kepada teman sebelah. Atau merasa menyesal setelah mengucapkan kata-kata itu karena merasa ucapan kita telah menyakitkan hati seseorang. Jika ya, bersyukurlah karena masih ada alarm dalam hati.
Bila tidak pernah kepikiran sama sekali, yakin perkataanmu atau candaanmu gak pernah menyakiti hati seseorang? Sekalipun itu hanya candaan.
Tulisan ini bukan untuk melarang candaan karena candaan itu tentu saja sangat menyenangkan. Hidup lebih menyenangkan apabila ada bumbu candaan dalamnya. Candaan bisa meruntuhkan kekakuan menjadi hangat.
Namun tanpa disengaja atau tidak disengaja, ternyata kadang candaan kita pun bisa mengandung bullying. Misalnya topik tertentu bagi seseorang yang kita rasa sangat remeh ternyata tidak ingin dibercandain.
Seperti hari itu, dalam susana masih semangat-semangatnya, saya dan beberapa teman yang sedang membahas hal-hal serius. Itu salah satu diskusi paling menyenangkan yang pernah saya alami. Diskusinya begitu hangat, klop, dan sehati. Padahal kalau dilihat kita sangat berbeda dari hampir semua hal.
Diskusi tadi menghasilkan rencana-rencana tindak lanjut yang kita yakin bersama akan lebih baik. Bagaimana itu bisa terjadi? Menurut saya, karena selipan candaan yang meleburkan perbedaan sehingga semua orang merasa diterima. Setiap orang pun merasa leluasa mengeluarkan pendapat masing-masing yang menjadi tabungan solusi yang akan kita kerjakan untuk masa depan.
Sayangnya, diskusi yang hampir selesai mulus tiba-tiba berubah kaku. Perkataan seseorang terhadap seseorang yang lain kelihatannya menyinggung. Kelihatannya itu hanya candaan tapi memang suasana berbalik arah, menanyakan, mengklarifikasi perkataan teman tadi kepada orang yang bersangkutan. Suasana menjadi hening dan tiba-tiba putus disitu saja.
Ini kali kedua.
Walaupun kita diam, gak bisa disangkal rasa pertanyaan penasaran muncul di dalam hati apa benar yang tadi dia katakan.
Bagi orang yang tidak kepo dan tidak suka mempermalukan seseorang, sekalipun candaan tadi benar dia tidak akan membuat hal itu sebagai bahan tertawaan di masa depan dan akan berhenti pada dia saja.