Belasan tahun memperjuangkan Irian Barat dari tangan Belanda, merundingakan dengan PBB tetapi tidak membuahkan hasil. Belanda masih bersikukuh menarik Irian Barat dari wilayah kesatuan RI dengan membentuk Negara Papua. Pada 19 Desember 1961, Trikora (Tiga Komando Rakyat) dikumandangkan. Langkah awal tindakan-tindakan pembebasan Irian Barat dimulai.
Atas usaha keras para pahlawan, pada tahun 1 Mei 1963 wilayah Irian Barat mendapat pengakuan secara de-facto maupun de-jure. Irian Barat yang sekarang menjadi Papua sah merupakan wilayah kekuasaan RI.
Sore itu mendung. Kedatangan kami disambut gerimis ringan yang tidak lama. Dan seperti biasa, karena teman saya suka fotografi dan dia membuat saya merasa percaya diri sebagai objeknya. Kami menghabiskan waktu berkeliling dan berfoto.
Saya tidak terlalu menghiraukan karena saya tidak mencari sedikit pun informasi tentang Lapangan Banteng sebelum berkunjung selain mencari letaknya saja. Selain pernah melihat postingan Lapangan Banteng terbaru pada postingan Ig orang lain.
Ditambah ketika kami berteduh sebentar di sisi dekat tulisan-tulisan tentang pembebasan Irian Barat, keran air minum langsung yang disana tidak berfungsi. Saya pun tidak terlalu berharap dengan pertunjukan air mancur yang katanya ada itu. Kita lanjut saja terus pembicaraan.
Kejutan Air Mancur Menari
Mendekati setengah tujuh malam, lampu di area gelanggang dimatikan.
"Kayaknya bakal ada pertunjukan, deh." Kata teman saya.
Memandang sekeliling, merasa tiba-tiba pengunjung semakin banyak saja yang duduk di gelanggang. Karena dari tadi tidak hirau memang bakal ada pertunjukkan.