Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Napak Tilas Rengasdengklok, Mengenang Semangat Pemuda Meraih Kemerdekaan

19 Agustus 2018   16:38 Diperbarui: 20 Agustus 2018   11:55 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri-halaman depan rumah

Dalam rangka menumbuhkan semangat nasionalisme kepada terutama anak muda, Komunitas Jelajah Budaya yang diketuai oleh Bapak Kartum Setiawan dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), mengadakan acara Napak Tilas Rengasdengklok. Tepatnya menjelang peringatan hari kemerdekaan nasional pada tanggal 12 bulan ini. Acara ini bertepatan di hari kelahiran Bung Hatta.

Clicksiana bersama-sama kedua komunitas ini menyaksikan bukti sejarah peristiwa pengasingan Soekarno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.

Peserta yang hadir berasal dari semua kalangan umur. Ada pula peserta yang membawa anak-anak mereka, membuat acara menjadi unik.

Dari Munasprok kami menggunakan dua bus pariwisata dan tiba di Rengasdengklok 3 jam kemudian. Kami berada di bus pertama yang ditempati Bapak Rusli.

Dokpri-ruang tengah
Dokpri-ruang tengah
Setibanya bus yang kami tumpangi di Tugu kebulatan Tekad, dari sana semua peserta berjalan kaki menuju rumah Djiaw Sie Siong. Rumah yang digunakan sebagai tempat pengasingan Soekarno dan Bung Hatta.

Disambut oleh Ibu Yanto dan cucu Djiaw Kie Siong, kehadiran kami memenuhi rumah bersejarah itu.

Rumah sederhana yang sekarang sudah mengalami beberapa penambahan. Di bagian belakang dijadikan sebagai tempat tinggal menetap keluarga Ibu Yanto. Rumah tersebut tampak masih utuh dan kamar di mana Soekarno dan Bung Hatta menginap pun terlihat sangat rapi. Setiap hari rumah Djiaw Kie Siong dibuka kepada siapa saja yang ingin berkunjung alias terbuka untuk umum.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Menurut penuturan ibu Yanto, rumah Djiaw Kie Siong, di mana kami berada adalah rumah asli yang sudah dipindahkan lokasinya. Rumah tersebut dibangun pada tahun 1920.

Rumah sebenarnya pada saat itu terletak di pinggir sungai Citarum. Tak begitu jauh dari lapangan Tugu Kebulatan Tekad. Posisinya tepat berada di belokan sungai yang mana tanah di sekitarnya kian hari semakin terkikis. 

Maka, pada tahun 1970, rumah Djiaw Kie Siong dipindahkan secara utuh ke tempat di mana rumah yang kami kunjungi berada sekarang. Dari rumah ini, kami bisa melihat Sungai Citarum  dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Dokpri-Lokasi rumah Djiaw Kie Siong berdiri di pinggir sungai Citarum sebelum dipindahkan
Dokpri-Lokasi rumah Djiaw Kie Siong berdiri di pinggir sungai Citarum sebelum dipindahkan
Rumah Djiaw Sie Kiong secara langsung tidak berhubungan dengan Soekarno dan Bung Hatta, tetapi menurut kelompok pemuda, rumah Djiaw Sie Kiong merupakan tempat yang paling aman sebagai tempat pengasingan.

Pada saat itu daerah Rengasdengklok masih tergolong terpencil membuat rumah Djiaw Sie Kiong. Adanya tentara PETA disana menjadikan Rengasdengklok dianggap paling aman. Anak Djiaw Sie Kiong adalah anggota di Peta (Tentara Pembela Sukarela Tanah Air).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun