Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lima Pesan Moral dalam Film Black Panther

7 Maret 2018   08:39 Diperbarui: 7 Maret 2018   09:18 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diawali penuturan sebuah dongeng kepada anak kecil, antara ayah dan anaknya. Film Black Panther memperkenalkan kejatuhan benda bernama vibranium di benua Afrika. Unsur metal yang bisa memberikan kekuatan super.

Melihat sampul promosi, saya mengira film Black Panther merupakan film yang gemuk dengan adegan action mengandalkan kecanggihan teknologi. Ternyata perkiraan saya meleset jauh, setelah saya tonton Sabtu minggu lalu.

Film berdurasi 125 menit tersusun apik mengawinkan unsur mitos dan kecanggihan teknologi. Dua hal yang sebenarnya bertolak belakang. Namun film Black Panther menjadikannya terlihat sangat mungkin. Misalnya ketika Tcala bertemu dengan ayahnya yang sudah meninggal setelah penobatannya menjadi raja.

Benua Afrika diperkenalkan sebagai negara yang masih bergelut dalam kemiskinan. Namun siapa menyangka terdapat sebuah negeri bernama Wakanda. Negeri dengan kecanggihan teknologi super dan indah.  Sebuah negeri dengan sistem pengamanan paling ketat, tak terlihat karena dilindungi sebuah sistem yang sangat canggih dan maju namun kental dengan budaya dan tradisi Afrika.

Vibranium merupakan unsur logam berwarna ungu berkekuatan tinggi. Karena memanfaatkan vibranium tercipta sistem transportasi dan komunikasi yang sangat canggiih di negeri itu. Bahkan menjadikan kostum Black Panther mampu menyerap energi kinetik sehingga memiliki kekuatan besar.

Saking canggihnya, jenderal Okoye sekaligus pengawal raja menganggap sangat primitif tembakan penuh peluru saat mereka sedang berada di Korea mengintai pertukaran vibranium antara Ulysses Klaue (Andy Serkis) dan pihak CIA diketuai Everet K. Ross (Martin Free Man).

Mengikuti setiap plot penekanan pesan moral dalam film ini sangat kuat. Salah satu pesan paling mencolok agar tidak pernah anggap remeh terhadap orang lain. Sama seperti tanggapan salah satu kontingen ketika akhirnya negeri Wakanda memutuskan memperkenalkan diri kepada dunia.

"Apa sih yang bisa dikontribusikan negara berkembang dari hasil pertanian?"

Dia belum melihat seperti apa negeri Wakanda itu melebihi negaranya. Tidak tahu di Benua Afrika ada sebuah negeri bernama Wakanda yang punya kecanggihan teknologi yang sudah sangat jauh dari kecanggihan teknologi negara mana pun di dunia. Dimana selama ini mereka hanya mengamati dan mengirim mata-mata ke berbagai negara untuk mengawasi negara-negara.

Ini juga mengingatkan diri saya, ketika saya merasa anggap remeh melihat penampilan T'Challa (Chadwick Boseman) yang berperan sebagai Black Panther ketika bersanding dengan Erik Killmonger (Michael B. Jordan). Rasa-rasanya Killmonger lebih cocok jadi Black Panther dilihat dari penampilannya yang lebih gagah. Ketinggalan, saya belum pernah menyaksikan Chadwick Boseman sebelumnya.

Tetapi kegagahan bukanlah modal utama. T'Challa menunjukkan sifat seorang raja. Mengetahui kasus ayahnya telah membunuh saudaranya sendiri di masa lalu karena telah menghianati Wakanda dia begitu marah. Inilah yang menjadi titik awal film ini. Pembunuhan karena penghianatan terhadap negara yang berakhir dengan balas dendam hingga perebutan tahta kerajaan yang sudah diserahkan kepada T'challa (Black Panther).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun