Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Proteksi Keluarga Akan Bahaya Arus Listrik Itu Wajib!

2 Desember 2017   10:38 Diperbarui: 2 Desember 2017   11:16 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temans, kamu mungkin tidak pernah kena arus listrik atauhanya tersentrum ringan tapi percayalah listrik itu sangat mematikan. Karenanya jangan pernah sepele terhadap arus listrik.

Ketika saya sering dicekcoki betapa bahayanya arus listrik, justru timbul pertanyaan dalam pikiran, "Gimana ya rasanya kena sentrum itu?" Alhasil, saya pernah tersentrum ringan oleh raket nyamuk listrik, CPU/layar komputer, dan sekali dikejutkan oleh percikan api saat menyetrika. Walaupun sebatas kejut listrik ringan, ampun deh, pokoknya bukan rasa coklat atau rasa indah saat jalan-jalan.

Pengalaman paling mengerikan saya alami dengan menyaksikan langsung  seorang teman satu kontrakan tersengat listrik oleh kabel mesin air. Teriakannya begitu keras mampu mengumpulkan warga satu lorong.

Pada saat kejadian itu berlangsung, semuanya berubah menjadi "slow motion" kecuali dirinya dengan listrik dan teriakan menakutkan itu. Saya bisa melihat dirinya seakan disedot oleh kekuatan tak terlihat. Walaupun dia berusaha melepaskan tangannya dari kabel kecil itu tetap tidak bisa.

Paling menyebalkan, saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa karena sejak kecil saya diajari tidak bisa menyentuh orang yang tersengat listrik. Hal yang harus saya lakukan ialah mengembalikan kWh meter ke arah nol. Namun, terlanjur panik saya lupa melakukan langkah kedua. Saya hanya berdiri, dengan suara tersendat memanggil warga yang datang mencari sumber suara. 

Beruntungnya saat itu Bolang (baca: nenek), pemilik kontrakan kami langsung mematikan kWh meter. Sampai kWh meter dimatikan barulah kemudian teman saya lepas. Dia berusaha berdiri dengan kelelahan, ketakutan, dan sekujur tubuhnya memerah.

Berhadapan dengan Listrik Nyawa Taruhannya

Tingkat bahaya arus listrik-Dokumentasi pribadi
Tingkat bahaya arus listrik-Dokumentasi pribadi

Tema acara yang diadakan Kompasiana bersama Schneider Electric Indonesia cukup menarik perhatian. Membawa saya ke acara Kompasiana Sabtu lalu. Gak tanggung-tanggung, temanya to the point, "73% kebakaran disebabkan oleh listrik." Hei, kamu coba menakut-nakuti saya? Persentasenya bahkan bisa diatas 73 jika listrik tidak ditangani dengan baik.

Pun kafe tempat dimana Kompasianer nongkrong bahas dunia kelistrikan sejalan dengan topik yang dibawakan. Sebuah kafe bernuansa industrial terletak di Jalan Kebayoran Baru. Pemilihan tempatnya pas sekali. Hmn... hidangan menu juga oke. Tepatnya di Crematology Coffee Roasters.

Ruangan sudah tertata rapi menghadap panggung yang tidak terlalu mencolok itu. Pada hari biasa satu set meja dan kursi ditempatkan disana digunakan menjadi tempat pengunjung. Ada pula pajangan berbagai jenis macam sakelar: sakelas classic, lebar minimalis, dan horizontal.

Setibanya saya disana, saya bertemu beberapa kompasianer beserta panitia yang sudah terlebih dahulu hadir. Ada pula mba Maria Anneke, presenter Kompas TV. Perempuan dengan ciri khas rambut pendek. Gak usah saya ceritakan, Kompasianer yang sering ikutan acara Kompasiana rata-rata sudah pada kenal, membuat rundown acara mengalir begitu saja.

Tanya saya mengenai listrik, pelajaran elektronik menurut saya masuk kategori rumit. Seakan mengetahui kondisi ini, acara dikemas semenarik mungkin. Sebelum mendengar penjelasan pemateri, kita terlebih dahulu simulasi menjawab lima pertanyaan seputar listrik melalui aplikasi games Khoot.

Barulah Mba Maria memperkenalkan Bapak Francko Nasarino Nainggolan,Product Marketing Schneider Electric Indonesia. Pria yang mengaku dirinya seorang blogger ini lancar jaya jelasin tentang listrik dan inovasi terbaru Sheneider Electric. Tampaknya memang sudah kenal dekat dengan listrik.

Beliau menyampaikan bahwa "73% kebakaran di Jakarta di sebabkan oleh arus listrik. Dari 1139 kasus kebakaran di Jakarta tahun 2016, 836 disebabkan oleh arus listrik."Kasus yang mesti kita beri perhatian khusus. Mengingat juga listrik memang sudah salah satu kebutuhan utama kita, apalagi di wilayah perkotaan.

"Kita tidak boleh abai terhadap bahaya yang tidak terlihat, terutama pada instalansi di atas plafon  rumah, setiap kabel harus dipasang menggunakan rol isolator, menggunakan lasdop dan harus dipasangan secara rapi. Pemasangan kabel seperti ini contoh yang baik." tunjuknya pada kabel berpelindung pada dinding dan bagian atas di dalam kafe.

Apa yang saya tangkap dari penjelasan bapak Roni ialah penyebab kebakaran oleh listrik ditimbulkan karena kurangnya keseriusan masyarakat menghadapi listrik. Kabel tidak terlindungi dengan baik dan buruknya instalasi listrik rumah. Misalnya kabel-kabel listrik sekaligus sebagai jemuran. Ada yang memasang stop kontak tidak benar pada posisinya dan kurang memperhatikan peralatan yang mulai habis umur. Hal-hal ini bisa menyebabkan kebocoran arus dan kebakaran. Penyebab lain tak terduga karena ulah tikus yang gemar sekali menggigit segala sesuatu termasuk kabel.

Sementara menurut Undang-undang yang berlaku pada Nomor 30 Pasal 29 tahun 2009, konsumen wajib melaksanakan pengamanan terhadap bahaya akibat pemanfaatan tenaga listrik. Mau salahkan siapa jika terjadi bahaya kena listrik dan kebakaran karena listrik itu sendiri?

Dari Weekend Sampai Pengetahuan Dunia Listrik

Dua hal penting yang saya bawa pulang. Satu, kasus teman saya tersengat listrik waktu itu disebut dengan kebocoran arus listrik ke bumi. Kondisi dimana arus mengalir dari kabel melalui tubuhnya mengalir ke tanah secara terus-menerus. Maka sekuat apapun dia menarik tangannya dari kabel itu dia tidak bisa lepas sampai sumber arus dimatikan. 

Mengapa teman saya ini sampai berteriak begitu kuat sementara ketika saya kena setrum tidak seperti itu? Hal ini disebabkan rentang arus yang bocor berbeda. Akibat arus kebocoran pada 0.5 mA menyebabkan getaran kejut kesemutan, pada 10 mA gangguan sistem pernafasan, pada 30 mA-50 mA kontraksi pada jantung, pada 80 mA denyut jantung terganggu, dan rentang 1 A jantung akan berhenti. 

Dua, protes saya waktu melihat teman tersengat listrik terjawab, "Bisakah kisah kena sengat tidak ada lagi setelah ini?" Iya, proteksi diri dari kena arus dan kebakaran bisa dilakukan menggunakan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dan RCBO slim domae.

Sebelum membahas lebih jauh, kita harus kenali dulu instalansi listrik rumah. Arus listrik dialirkan melalui Jaringan tegangan rendah (JTR) milik PLN ke dalam jaringan kabel sambungan rumah (SR) masuk ke dalam kWh meter lalu dialirkan ke MCB box (Miniature Circuit Breaker) atau sekring hingga kemudian diteruskan ke dalam seluruh instalasi rumah. 

MCB ini bertugas membagi arus listrik dan memproteksi listrik. Kejadian listrik mati tiba-tiba saat kita menyalakan peralatan elektonik ialah tindakan MCB. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi korsleting karena pemakaian arus berlebih. Jika kejadian seperti ini sering terjadi, perlu penambahan daya oleh PLN atau membatasi pemakaian barang elektronik pada saat bersamaan.

Jika sudah ada MCB/Sekring, haruskah kita memasang ELCB atau RCBO?

MCB box-Dokumentasi pribadi
MCB box-Dokumentasi pribadi

MCB saja tidak cukup. MCB tidak bisa mencegah dari bahaya kena arus listrik dan kebakaran. Instalasi listrik perlu ELCB  atau disebut juga dengan RCCB (Residual Current Circuit Breaker). Alat ini berfungsi sebagai pemutus arus listrik saat terdeteksi ada bahaya sengatan listrik pada manusia dan terjadi kebakaran. Kondisi ini akan terjadi jika ada gangguan pada instalasi listrik yang tidak baik.

Schneider Electric berasal dari Francis dengan lokasi industri di Cikarang ini pun melihat pentingnya fungsi dari kedua alat ini. Oleh karena itu, Scheneider Electric melakukan inovasi dengan meluncurkan sebuah produk baru yaitu RCBO Slim Domae. RCBO memboyong fungsi MCB dan ELCB, proteksi arus bocor/arus kejut dan hubungan singkat/korsleting.

Selain sudah mencakup fungsi MCB dan ELCB, ukuran RCBO memiliki lebar sama dengan MCB yaitu 18 mm sehingga menghemat ruang di MCB Box, harga lebih ekonomis, dan mutu terjamin dengan standar SNI mutu. RCBO tidak mudah menguning seiring waktu pemakaian serta bertahan hingga 10.000x cetek.

"Cara pemasangan RCBO menurut cukup mudah, dengan cara lepaskan MCB, ganti dengan RCBO domae slim dan pasang kabel netral. Tempat pemasangan paling tepat sebaiknya dilakukan di sirkuit tempat lembab seperti dapur, taman, kamar mandi, kolam renang dan wilayah jangkauan anak-anak."

Ikutan Simulasi Pemasangan Sirkuit MCB Box

Praktik-Dokumentasi Pribadi
Praktik-Dokumentasi Pribadi
Pada pertengahan acara, kami berkesempatan mengikuti simulasi memasang sirkuit MCB Box dipandu oleh Bapak Ifi Ahmad Lutfi, Electician Marketing & Specialist Schneider Electric. Seluruh peserta diberi kesempatan bergabung satu sama lain. Lalu, setiap kelompok diberi tugas menyusun MCB box dengan peralatan yang sudah disediakan oleh panitia.

Saya satu kelompok dengan bang Thurnesyen, mas Andri, mas Adica, dan bu Dita. Hasilnya, kami kurang  berhasil memasang sirkuit MCB box. Waktunya kecepatan sih, alasan deh :D. Beberapa kelompok berhasil menyusun MCB box dengan rapi. Walaupun kelompok kami kurang berhasil hari itu tapi dengan melakukan praktik rasanya lebih paham.

Bagaimana temans? Listrik yang sangat menunjang kehidupan kita ternyata juga bisa berbahaya bahkan bisa merenggut nyawa. Mungkin juga kita sudah familiar dengan langkah-langkah perlindungan diri terhadap listrik. Namun jika ada alat yang memberi perlindungan mengapa tidak? Tersedianya RCBO slim domae memberi perlindungan lebih terhadap dampak negatif arus listrik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun