Pertama, lebih aman dan adem
Ma, lantainya gak panas. Ucap gadis kecil, salah satup penumpang bersama ibunya hari itu.
Semua angkot yang berstiker dilapisi dengan sejenis karpet tebal. Alas kaki kita pun tidak langsung menginjak lantai besi badan angkot yang akan mengeluarkan panas jika diinjak terutama tempat duduk bagian belakang supir. Pada kondisi macet, panas dari mesin menyala dan udara terpolusi dari luar bercampur satu. Adanya karpet akan mengurangi panas.
Aman karena semua angkot berstiker adalah angkutan umum yang lolos uji. Salah satu uji yang dilakukan ialah uji KIR. Jadi tidak perlu merasa wanti-wanti naik angkot berstiker hanya karena rupanya sudah terlihat tua. Tapi angkot berstiker rata-rata kelihatan masih segar.
Kedua, Lebih bersih
Beberapa angkot menyediakan tempat sampah. Pertama kali lihat angkutan umum pakai tempat sampah itu di Bandung, sekarang angkot Jakarta pun menyediakan tempat sampah. Memang tidak selalu penumpang makan di angkot tetapi dalam kondisi tertentu seperti masa puasa, penumpang yang tidak terkejar berbuka di rumah akhirnya berbuka di angkot sehingga dibutuhkan tempat sampah menampung bungkus.
Ini nih alasan mengapa masyarakat lebih memilih alternatif lain dengan membayar lebih mahal asalkan efisien dari segi waktu. Supir ngetem di setiap simpang asalkan ada penumpang. Â Menemukan angkot berstiker juga tidak terlalu lama karena mereka ada bergerak dari tujuan secara berkala. Â Â
Keempat, selain tidak ugal-ugalan, sopir juga lebih bersih dan rapi
Tidak heran ketika berbincang dengan Bapak Turasman A. S., memberi pernyataan kalau sopir angkot KWK lebih sopan. Mereka tidak lagi ugal-ugalan saling sikut merebut penumpang. Saya mikirnya ada hubungan dengan tarif yang pasti sudah di tangan tanpa harus mengejar jumlah penumpang  sepanjang waktu kartu KWK berlaku.