Gerimis mulai berhenti saat kami tiba di kawasan Alam Sutera pada hari Minggu, 12 Februari lalu. Tampak beberapa orang berpakaian olahraga melintasi jalanan. Mendung tak berhasil menyurutkan semangat mereka mengisi kegiatan bermanfaat pagi itu. Daya tarik fasilitas olahraga bagi pedestrian dan pesepeda meraih kebugaran tersedia apik disana.
Setelah kami mendaftar ulang di kantor marketing, semua peserta Kompasianer diarahkan memasuki bus Suteraloop yang telah menunggu sedari tadi. Suteraloop merupakan sistem transportasi yang dapat menjangkau seluruh kawasan Alam Sutera. Jika berkunjung ke Alam Sutera, fasilitas ini dapat digunakan dimulai dan berakhir di The Flavour Bliss dan Danau Utara. Â Bus tersedia dalam empat macam warna (merah, kuning, hijau, dan biru) dan cukup membayar lima ribu rupiah saja jika menaikinya.
Setelah gerimis reda, masyarakat semakin banyak turun ke jalan berolahraga lari pagi dan bersepeda menikmati alam sejuk pagi itu. Siapa tidak tergiur sengaja datang menikmati fasilitas olahraga di kawasan ini. Apalagi fasilitas di kawasan Alam Sutera diperuntukkan untuk semua orang.Tersedianya jalur bagi pedestrian dan pesepeda sepanjang 5,3 kilometer membuat kawasan Alam Sutera menjadi tempat strategis dijadikan sebagai tempat berolahraga. Mereka melintasi jalur hijau yang disediakan di sisi badan jalan berluaskan 8 meter itu. Lagi, kalau ingin mencoba fasilitas olahraga lainnya pusat olahraga seluas 2,5 hektar dilengkapi ruang serbaguna menjadi tempat yang tepat.
Selain fasilitas olahraga, fasilitas umum lainnya juga tersedia seperti: mall, sekolah, kampus, The Flavor Bliss, apartemen, IKEA, dll. Seluruh fasilitas di kawasan Alam Sutera mudah dijangkau satu sama lain sangat mendukung penghuni dan pengunjung melakukan aktivitas. Entah itu bermukim, bekerja, atau sekedar nongkrong bersama sahabat dan keluarga.
Ada yang menarik di kawasan ini, setiap jarak 500 m ada Panic Button tersebar di 38 titik. Saya pribadi baru pertama kali melihat tonggak panic button. Alat ini digunakan khususnya pada keadaan darurat. Panic Button terhubung langsung dengan ruang Command Center siap memberi pertolongan sepanjang 24 jam.
Kami sudah melewati beberapa cluster saat tiba di cluster Sutera Amaryllis. Lokasi kami mempraktekkan alat panic button. Saat ini kawasan perumahan di Alam Sutera berjumlah 35 cluster. Setiap cluster terdiri atas 150 hingga 300 unit rumah.
Usai berkeliling kami kembali ke titik keberangkatan awal. Sebuah ruangan didominasi dinding kaca tembus pandang membuat mata leluasa memandang ke luar. Disana sudah menunggu beberapa staf Alam Sutera dan Marketing Director PT. Alam Sutera Realty Tbk., Ibu Lilia Sukotjo (Lilia). Beliau dan Yovita Ayu Liwanuru, salah seorang pegiat olahraga mengisi acara Talkshow pagi yang sudah cerah itu. Ibu Lilia Sukotjo bercerita Alam Sutera awalnya adalah Grup Agromanunggal Tekstil pada tahun 1993. Setelah pemerintah mencanangkan residental development maka pada tahun 1994 Alam Sutera kemudian di-launching dan mulai dikembangkan.
Bicara tentang hidup sehat, gaya hidup sehat dan lingkungan sehat ibarat dua sisi koin, tak terpisahkan. Sebagai pegiat olahraga, Mba Ayu terlihat bugar menjelaskan gaya hidup sehat yang dia terapkan sehari-hari. Meski sudah beberapa kali berkunjung ke Alam Sutera, Mba Ayu ikut berkeliling di kawasan Alam Sutera bersama kami. Beliau memberikan apresiasi dapat menikmati lingkungan Alam Sutera yang bersih, rapi, dan asri. Gaya hidup sehat ala Mba Ayu terdengar sangat sederhana.
Gaya hidup yang dapat dilakukan oleh siapa saja, yaitu:
- Minum air putih sesuai kebutuhan (Mba Ayu mengonsumsi 3 liter air putih atau lebih setiap sehari).
- Melakukan olahraga setiap harinya, seperti lari (Jika sibuk, melakukan gerak badan di rumah selama 15 menit cukup membuat tubuhnya bugar sepanjang hari).
- Mengonsumsi makanan sehat dan sedapat mungkin menghindari junk food. (Berdasarkan pengalaman neneknya, terlalu banyak mengonsumsi junk food dapat memicu munculnya penyakit kanker).
- Melakukan olahraga selam setiap bulannya (terutama bagi pecinta selam).
Sebagai Miss Scuba International perwakilan Indonesia tahun 2012, Mba Ayu berbagi tentang perlunya ketenangan diri saat melakukan olahraga selam, terutama ketika kondisi arus laut kuat. Konsentrasi dan pengendalian diri dapat diperoleh dari olahraga. Setiap bulannya beliau melakukan selam melatih otot-otot tubuhnya. Menurutnya, olahraga dapat dilakukan dimana saja dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Demikian olahraga selam tidak harus di lokasi yang jauh. Pulau Seribu contohnya salah satu pulau terdekat yang dapat dikunjungi.
Kawasan Hunian dan Lingkungan Alam yang Terukur
Tersedianya ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan terutama bagi penghuni kawasan. Salah satu peserta Kompasianer, Bapak Turnesyen Simanjuntak menyampaikan dalam sebuah kawasan perumahan tidak jarang lahan yang awalnya disediakan sebagai ruang terbuka hijau dikemudian hari disaingi bangunan. Kejadian yang tidak jarang terjadi. Mempertahankan keseimbangan lingkungan alam terhadap bangunan hunian dan fasilitas umum merupakan tantangan besar bagi pihak pengembang. Perlu komitmen tinggi dari pihak pengembang Alam Sutera.
Sambil mendengar penjelasan Mba Carolina, terlintas di pikiran saya bahwa Alam Sutera memang sudah menyediakan ruang terbuka hijau yang dapat mengembalikan iklim mikro di kawasan. Meski sudah menerapkannya tetapi menurut saya kawasan yang terlihat hijau saja tidak cukup. Perlu tolok ukur yang dapat memastikan bangunan dan lingkungan alam berada dalam posisi seimbang.
Tetapi setelah mendengar penuturan Ibu Lilia, sejauh ini pihak Alam Sutera tampaknya memberikan perhatian besar menciptakan kawasan sehat bagi pengunjung dan penghuninya. Untuk menghasilkan kawasan terpadu yang sudah terbentuk saat ini saja, mereka telah berdiskusi dan bekerjasama dengan 17 konsultan arsitek di dunia, Asosiasi  Landscape Indonesia, arsitek ternama di Indonesia, contohnya Prof. Surotono dan Naning Adiwoso. Setahu saya Ibu Naning Adiwoso adalah arsitek berpengaruh di Indonesia sekaligus penggerak bangunan hijau yang di dalamnya juga mengatur tentang kawasan hijau.
Terbukti juga dari beberapa penghargaan yang mereka raih terkait kawasan hijau. Pada tahun 2016 Alam Sutera mendapat penghargaan Green property Awards-green planning kategori housing estate-new cluster untuk Leora. Juga di tahun 2015 mendapatkan penghargaan perumahan dengan konsep sustainable development terbaik di Tangerang kategori perumahan dan kota mandiri (alam Sutera). Selain itu, untuk mempertahankan ruang terbuka hijau, kedepan bangunan di Alam Sutera akan dirancang dalam bentuk vertical residential.
Melanjutkan mimpi untuk mewujudkan kawasan Alam Sutera yang berkelanjutan tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hanya, perlu komitmen dan upaya yang terjaga terus-menerus. Jika hal ini dapat dilakukan, akan menjadi keunggulan bagi Alam Sutera ke depan mengingat di wilayah Alam Sutera terdapat juga kawasan hunian terdekat lain sebagai sahabat bersaing. Terus maju Alam Sutera mempersembahkan hunian yang sehat bagi warga!
Sumber:
1. Kunjungan dan Talkshow Alam Sutera
2. Leaflet dan brosur Alam Sutera
3. www.alam-sutera.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H