Bicara tentang hidup sehat, gaya hidup sehat dan lingkungan sehat ibarat dua sisi koin, tak terpisahkan. Sebagai pegiat olahraga, Mba Ayu terlihat bugar menjelaskan gaya hidup sehat yang dia terapkan sehari-hari. Meski sudah beberapa kali berkunjung ke Alam Sutera, Mba Ayu ikut berkeliling di kawasan Alam Sutera bersama kami. Beliau memberikan apresiasi dapat menikmati lingkungan Alam Sutera yang bersih, rapi, dan asri. Gaya hidup sehat ala Mba Ayu terdengar sangat sederhana.
Gaya hidup yang dapat dilakukan oleh siapa saja, yaitu:
- Minum air putih sesuai kebutuhan (Mba Ayu mengonsumsi 3 liter air putih atau lebih setiap sehari).
- Melakukan olahraga setiap harinya, seperti lari (Jika sibuk, melakukan gerak badan di rumah selama 15 menit cukup membuat tubuhnya bugar sepanjang hari).
- Mengonsumsi makanan sehat dan sedapat mungkin menghindari junk food. (Berdasarkan pengalaman neneknya, terlalu banyak mengonsumsi junk food dapat memicu munculnya penyakit kanker).
- Melakukan olahraga selam setiap bulannya (terutama bagi pecinta selam).
Sebagai Miss Scuba International perwakilan Indonesia tahun 2012, Mba Ayu berbagi tentang perlunya ketenangan diri saat melakukan olahraga selam, terutama ketika kondisi arus laut kuat. Konsentrasi dan pengendalian diri dapat diperoleh dari olahraga. Setiap bulannya beliau melakukan selam melatih otot-otot tubuhnya. Menurutnya, olahraga dapat dilakukan dimana saja dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Demikian olahraga selam tidak harus di lokasi yang jauh. Pulau Seribu contohnya salah satu pulau terdekat yang dapat dikunjungi.
Kawasan Hunian dan Lingkungan Alam yang Terukur
Tersedianya ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan terutama bagi penghuni kawasan. Salah satu peserta Kompasianer, Bapak Turnesyen Simanjuntak menyampaikan dalam sebuah kawasan perumahan tidak jarang lahan yang awalnya disediakan sebagai ruang terbuka hijau dikemudian hari disaingi bangunan. Kejadian yang tidak jarang terjadi. Mempertahankan keseimbangan lingkungan alam terhadap bangunan hunian dan fasilitas umum merupakan tantangan besar bagi pihak pengembang. Perlu komitmen tinggi dari pihak pengembang Alam Sutera.
Sambil mendengar penjelasan Mba Carolina, terlintas di pikiran saya bahwa Alam Sutera memang sudah menyediakan ruang terbuka hijau yang dapat mengembalikan iklim mikro di kawasan. Meski sudah menerapkannya tetapi menurut saya kawasan yang terlihat hijau saja tidak cukup. Perlu tolok ukur yang dapat memastikan bangunan dan lingkungan alam berada dalam posisi seimbang.
Tetapi setelah mendengar penuturan Ibu Lilia, sejauh ini pihak Alam Sutera tampaknya memberikan perhatian besar menciptakan kawasan sehat bagi pengunjung dan penghuninya. Untuk menghasilkan kawasan terpadu yang sudah terbentuk saat ini saja, mereka telah berdiskusi dan bekerjasama dengan 17 konsultan arsitek di dunia, Asosiasi  Landscape Indonesia, arsitek ternama di Indonesia, contohnya Prof. Surotono dan Naning Adiwoso. Setahu saya Ibu Naning Adiwoso adalah arsitek berpengaruh di Indonesia sekaligus penggerak bangunan hijau yang di dalamnya juga mengatur tentang kawasan hijau.
Terbukti juga dari beberapa penghargaan yang mereka raih terkait kawasan hijau. Pada tahun 2016 Alam Sutera mendapat penghargaan Green property Awards-green planning kategori housing estate-new cluster untuk Leora. Juga di tahun 2015 mendapatkan penghargaan perumahan dengan konsep sustainable development terbaik di Tangerang kategori perumahan dan kota mandiri (alam Sutera). Selain itu, untuk mempertahankan ruang terbuka hijau, kedepan bangunan di Alam Sutera akan dirancang dalam bentuk vertical residential.
Melanjutkan mimpi untuk mewujudkan kawasan Alam Sutera yang berkelanjutan tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hanya, perlu komitmen dan upaya yang terjaga terus-menerus. Jika hal ini dapat dilakukan, akan menjadi keunggulan bagi Alam Sutera ke depan mengingat di wilayah Alam Sutera terdapat juga kawasan hunian terdekat lain sebagai sahabat bersaing. Terus maju Alam Sutera mempersembahkan hunian yang sehat bagi warga!