e. menurunkan pencemaran udara dan suara;
f. melestarikan kawasan dan bangunan bersejarah;
g. mengendalikan tingkat pelayanan jalan; dan
h. mengurangi kemacetan lalu lintas.
Pengalaman di atas hanyalah dua buah contoh nyata sederhana akan jalur pejalan kaki di Indonesia. Selama ini rendahnya minat pejalan kaki di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain tidak sepenuhnya karena masyarakat malas dan tidak menyukai berjalan kaki. Hanya, fasilitas pejalan kaki sangat terbatas dan belum ramah bagi pejalan kaki. Maka tidak mengherankan orang Indonesia lebih memilih menggunakan kendaraan dibandingkan berjalan kaki.
Oleh karena itu, pemerintah dan pengembang kawasan sangat diharapkan juga memberikan perhatian prioritas pada pejalan kaki/orang. Tersedianya jalur ramah pejalan kaki akan meningkatkan minat masyarakat berjalan kaki. Para peminat jalan kaki juga akan dapat menikmati fasilitas. Serta keberlanjutan kawasan terpadu tercipta.
Sumber:
- Green Building Council Indonesia. 2014. Panduan teknis perangkat penilaian bangunan  hijau untuk bangunan baru versi 1.2, Edisi kedua. Jakarta
- Permen PU No. 03 Tahun 2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan
- Foto yang disertakan adalah dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H