Mohon tunggu...
Ennada Sidebang
Ennada Sidebang Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa semester 4

saya mencintai kebebasannn

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wow... Beginilah Informasi Seputar Candi Jago Peninggalan Kerajaan Singasari

13 Mei 2024   09:15 Diperbarui: 13 Mei 2024   10:55 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 23 maret 2024,kami tim gajayana berkunjung kedusun jago,desa tumpang,kecamatan tumpang ,kabupaten malang untuk mengeksplorasi dan mempelajari seputar candi jago

Candi Jago merupakan peninggalan kerajaan Singasari yang dibangun sekitar abad ke-13. candi ini dibangun untuk menghormati Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268), raja ke-4 kerajaan Singasari, dan anaknya, raja Kertanegara. Candi ini biasanya disebut candi Jago, terkadang disebut candi Tumpang, dan orang-orang di sekitarnya biasanya menyebutnya Cungkup.

Kitab Negarakertagama dan Pararaton menyatakan bahwa nama sebenarnya dari candi ini adalah Jajaghu. Dalam pupuh 41 gatra ke-4 Negarakertagama dijelaskan bahwa Raja Wisnuwardhana, yang memerintah Kerajaan Singasari, menganut agama Syiwa Buddha, yang merupakan aliran keagamaan yang menggabungkan ajaran Hindu dan Buddha. Agama tersebut berkembang selama masa pemerintahan Kerajaan Singasari, yang terletak sekitar 20 km dari Candi Jago. Istilah "Jajaghu", yang berarti "keagungan", digunakan untuk menyebut tempat suci.

Candi ini menarik karena arcanya yang mewakili berbagai dewa Hindu, seperti Wisnu, Brahma, Shiva, dan lainnya. Berbagai adegan dari epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana digambarkan di relief yang ada.

fungsi bangunan candi ini sendiri yakni sebagai tempat untuk menguburkan jenazah abu Raja Wisnuwardhana dan juga sebagai tempat penghormatan untuk mendewakan Raja Wisnuwardhana sebagai tokoh Budha Amoghapasa

tim Gajayana dicandi jago/DOK. PRI
tim Gajayana dicandi jago/DOK. PRI

Kami belajar banyak hal dari mengenai kisah dan cerita kelam yang ada serta mengeksplorasikan cerita-cerita dulu sebagai pelajaran hidup serta memberikan inspirasi  cara pandang kami tentang kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun