Bagi sebagian orang, memulai kehidupan baru di tempat yang baru bisa jadi sebuah titik baru yang begitu penting apabila dibandingkan dengan kehidupan orang lain. Kadang, kehidupan lama di tempat yang lama tidak akan memberikan kebahagiaan apapun, mulai dari tingkat penghasilan yang tidak akan cukup, lingkungan pergaulan yang tidak cocok, tidak adanya lapangan pekerjaan, dan sebagainya.Â
Oleh sebab itu, pilihan yang tersisa adalah untuk merantau ke tempat yang baru, yang sekiranya bisa memberikan rasa lega dan semangat baru untuk menjalani kehidupan yang baru.
Demikianlah kurang lebih semangat Jacob Yi, seorang imigran Korea yang baru saja tiba di Amerika Serikat pada tahun 1983 beserta dengan keluarganya untuk mencari kehidupan baru sebagai petani di pedesaan Arkansas.Â
Film Minari yang ditayangkan pada bulan April 2021 di Indonesia ini disutradarai oleh Lee Isaac Chung, seorang sutradara asal AS yang juga memiliki latar belakang keluarga dari Korea Selatan yang bermigrasi ke AS.Â
Sebagai sebuah film drama, banyak kejadian dalam film ini diinspirasi oleh masa kecil Chung sendiri sebagai seorang anak keturunan Korea yang harus beradaptasi di negara perantauan keluarganya ini.Â
Perjuangan keluarga imigran asal Korea dalam film ini berhasil menyentuh hati banyak penonton yang kadang merasa penasaran seperti apa rasanya sebuah keluarga yang baru saja merantau di sebuah negara asing.
Sebagai sebuah keluarga yang baru saja merantau, apa saja tantangan hidup yang perlu mereka tempuh?
Mencari Peruntungan Baru
![Jacob dan keluarganya ketika tiba di Arkansas, AS (Sumber: IMDB)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/2-608bef1cd541df5c590e6967.jpg?t=o&v=770)
Tidak peduli apakah anda dulunya adalah orang kaya atau miskin di negara asal anda, anda bisa memulai hidup anda kembali dari awal (clean slate)Â di Amerika Serikat yang begitu kaya akan kesempatan bagi orang untuk memulai hidup mereka dari awal lagi.
Nah, adalah dengan semangat ini Jacob Yi (Steven Yeun) membawa keluarganya ke Arkansas, AS untuk mengejar impiannya sebagai seorang petani yang sukses di negeri orang. Bersamaan dengan orang Korea lain yang juga merantau ke AS, dia harus membangun hidupnya dari awal lagi bersama dengan istrinya, Monica (Han Ye-ri) dan kedua anaknya, David (Alan Kim) dan Anne (Noel Kate Cho).
Namun, optimisme sering harus dihadapi dengan realita yang terjadi. Walaupun Jacob sangat optimis dengan kemampuan dan kesempatan yang ada, Monica seringkali merasa tidak nyaman karena tempat tinggal baru mereka yang jauh dari kota besar dan kondisi jantung David yang membuat dia tidak boleh lari lama-lama karena kondisinya yang lemah.
Di tengah semua halangan ini, Jacob sedikitpun tidak berkutik dan yakin bahwa dia pada akhirnya akan sukses. Tapi, apa yang harus dia alami supaya bisa sukses?
Naik-Turun Kehidupan Sebagai Imigran
![David bersama dengan istrinya, Monica (Sumber: IMDB)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/3-608bf73d8ede485e9504d0d6.jpg?t=o&v=770)
Dalam hal itu, dia berteman dengan Paul (Will Patton), seorang warga setempat yang sangat religius dan berwatak nyentrik, tapi baik hati. Dengan Paul, Jacob bekerja begitu keras setiap harinya supaya ladang barunya bisa menghasilkan hasil pertanian yang memuaskan.
Tapi, akibatnya adalah dia jadi tidak punya banyak waktu bersama dengan keluarganya. Monica, yang tidak punya kemampuan dan pengetahuan bertani, harus mau bekerja sebagai pemilah anak ayam di peternakan setempat untuk bisa membiayai kehidupan keluarganya di Arkansas.Â
Meski keduanya memang tulus berjuang demi anak-anak mereka, mereka sadar bahwa mereka butuh seseorang untuk mengasuh David dan Anne ketika mereka bekerja. Untuk itu, Monica membujuk David supaya ibunya, Soon-ja (Youn Yuh-jung) tinggal bersama mereka saja karena Soon-ja sudah tidak ada sanak keluarga yang tersisa di Korea setelah berakhirnya Perang Korea.
Baca Juga: Mencari Hubungan Kebahagiaan dan Passion dalam Film "Soul"
Namun, hubungan Soon-ja dengan David dan Anne tidak lantas selalu mulus juga. Karena Soon-ja sudah tua, dia hampir tidak bisa berbicara dengan bahasa Inggris seperti menantunya dan keluarganya. Sebaliknya, David dan Anne kadang-kadang kebingungan juga bagaimana harus menghadapi seorang nenek yang sudah begitu tua dan suka bertingkah semaunya sendiri. Apalagi, Soon-ja hanya bisa lancar memakai bahasa Korea, dan ini seringkali membuat David suka mengerjai neneknya karena tidak bisa merasa relate dengan neneknya itu.
![David sedang diajak neneknya untuk menanam Minari (selada air) di sebuah sungai kecil dekat rumah mereka (Sumber: IMDB)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/4-608bfb7e8ede482cc919f5e2.jpg?t=o&v=770)
Di saat bersamaan, kerja keras Jacob sering disambut dengan hasil yang tidak dia inginkan. Ketika dia berhasil menanam beberapa hasil ladang di dekat rumahnya, ternyata tukang sayur yang dia ajak untuk kerja sama di Dallas menolak tawarannya karena sudah bekerja sama dengan petani sayur Korea lainnya.
Marah dan frustasi karena tidak ada yang mau membeli sayurnya, dia juga harus berhadapan dengan Monica yang semakin gelisah karena tidak punya penghasilan stabil untuk keluarganya dan karena tidak adanya teman sesama orang Korea yang bisa mengajaknya berteman, bahkan sebatas untuk rumpi-rumpi saja.
Pada akhirnya, mampukah Jacob mewujudkan Impian Amerika sebagai seorang petani sukses atau dia harus menghadapi risiko kegagalan impiannya yang begitu nyata di depan matanya?
Pengalaman Diaspora Perantau Korea di Amerika Serikat
![Soon-ja mengajari David dan Anne cara bermain permainan kartu tradisional dari Korea (Sumber: IMDB)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/5-608bff8c8ede486f202109d2.jpg?t=o&v=770)
Contohnya, alasan utama David memaksa untuk menjadi petani adalah karena dia ingin menanam sayur khas Korea yang pasti akan dicari orang-orang Korea yang tinggal di AS. Sayuran asal AS memang enak, tapi, bagi banyak orang Korea, sayuran khas tanah air mereka adalah sebuah jenis makanan yang tidak akan bisa diganti oleh makanan lainnya.
Selain itu, ketika Soon-ja pertama kali datang di AS, dia membawa begitu banyak makanan khas Korea mulai dari gochugaru (bubuk cabe khas Korea) hingga ikan teri khas Korea. Monica yang kangen dengan makanan Korea langsung kegirangan setengah mati begitu tahu ibunya membawa makanan khas Korea yang mungkin sudah tidak Monica makan sekian lama.
Bagi sesama orang Asia seperti kita, pengalaman yang sederhana ini bisa terasa begitu menyentuh. Kalau kita suka memakai internet, kadang kita bisa menemukan daftar makanan khas Indonesia yang akan selalu membuat kita kangen.Â
Mulai dari soto, rawon, nasi goreng, bakso, bahkan sampai Indomie Goreng, semua makanan ini pasti muncul di benak kita ketika kita merasa kangen dengan makanan khas Tanah Air.
![Ayam goreng pedas khas Korea selalu menjadi corak utama kuliner Korea di berbagai negara termasuk di AS (Sumber: Koreafornian Cooking)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/6-608c02b38ede480e315351c2.jpg?t=o&v=770)
"Setiap tahunnya, 30 ribu orang Korea bermigrasi ke AS. Bukankah mereka akan rindu makanan Korea?"
Meskipun telah jauh dari Tanah Air untuk mencari hidup baru yang lebih baik, tidak bisa dipungkiri bahwa budaya Tanah Air seperti kuliner adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Bahkan kini, dengan adanya sekitar 2,5 juta orang Korea yang tinggal di AS sekarang, budaya khas semacam ini adalah sesuatu yang akan selalu dibawa para imigran ke mana saja.
Kesimpulan
![Keluarga Jacob menghadapi hidup baru mereka bersama-sama di AS (Sumber: IMDB)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/7-608c04498ede485da92a06a2.jpg?t=o&v=770)
Tidak hanya berhasil menarik perhatian dan perasaan begitu banyak penonton, film ini juga mampu mendapatkan penghargaan Film Bahasa Asing Terbaik di 78th Golden Globe Awards. Sebagai sebuah film yang begitu menyentuh tentang kehidupan para imigran, film ini juga bisa mengajarkan begitu banyak hal seperti rasa kangen tertentu yang hanya bisa dialami oleh para perantau dan imigran yang ingin mencari kehidupan baru.
Semoga kisah mereka selalu bisa menginspirasi kita semua!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI