Mohon tunggu...
Engliven
Engliven Mohon Tunggu... Guru - Kursus Bahasa Inggris Online

Engliven adalah sebuah kursus belajar bahasa Inggris dan bahasa Indonesia secara tatap muka maupun online yang memudahkan para pekerja dan pelajar Indonesia untuk berlatih bicara dan menulis dalam metode belajar yang fun, materi yang dikustomisasi, serta guru yang tepat untuk level Anda. Sesekali tulisan kami akan diselingi dengan kalimat bahasa Inggris supaya Anda bisa lebih terbiasa membaca dengan bahasa Inggris. Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mulai Upgrade Diri Lewat Model United Nations (MUN) Online

27 Maret 2021   20:07 Diperbarui: 27 Maret 2021   20:11 6446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para delegasi MUN sedang mengambil foto untuk bahan dokumentasi kenang-kenangan (Sumber: Dokumentasi penulis)

Maybe staying at home made us, especially youngsters, confused: what are we going to do while we’re staying at home? Well, why not trying something that is out of our comfort zone, but fruitful and enriching at the same time? 

Kali ini, salah satu tim Engliven akan membagikan ceritanya selama mengikuti empat MUN dalam kurun waktu Februari-Maret 2021. Keempatnya tergolong MUN internasional yang prestisius: Harvard National MUN (HNMUN) 2021, Jerusalem MUN (JLMUN) 2021, NTUMUN 2021, dan saat artikel ini ditulis, London International MUN (LIMUN) 2021

MUN sendiri konon kabarnya juga bisa mengasah kemampuan Speaking dan Writing kita, terutama Academic Writing serta Public Speaking. Oleh karena itu, Engliven akan berbagi kisah tim kami dalam mengikuti semua kegiatan MUN ini dan seluruh manfaatnya!

Apa sih MUN Itu?

MUN sendiri adalah singkatan dari Model United Nations, yang artinya Simulasi Sidang PBB. Di sini, kita berperan sebagai perwakilan negara dalam forum internasional dan terbagi ke dalam dewan-dewan tertentu yang disebut councils. Forum internasional sendiri beragam, yakni Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu sendiri, kemudian organisasi-organisasi internasional lain seperti ASEAN, OKI, dan lain sebagainya. 

Contoh suasana MUN di Jakarta (Sumber: wikipedia.org)
Contoh suasana MUN di Jakarta (Sumber: wikipedia.org)
Biasanya, MUN diikuti oleh siswa/mahasiswa atau bahkan pemuda secara umum (bahkan yang bukan anak HI dan politik pun bisa ikutan!) dan diselenggarakan oleh beragam panitia berbeda, mulai himpunan mahasiswa hingga organisasi lainnya. Produk akhir dari simulasi ini adalah resolusi draf (draft resolution) layaknya sidang PBB pada umumnya, di mana delegasi-delegasi yang berperan lebih di dalam council tersebut mendapatkan awards (penghargaan). 

Kenapa MUN? 

Kebetulan, saya (yang menulis artikel ini) memiliki ketertarikan sendiri dalam isu internasional. Saya baru pertengahan tahun lalu lulus dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, dan saya melihat MUN online ini sebagai kesempatan. Tidak hanya saya menebus dua tahun terakhir kuliah saya yang “hilang” (MUN terakhir saya pada tahun 2017 dan sejak saat itu tidak aktif MUN karena kesibukan kuliah), tapi juga saya ingin mempraktikkan apa yang saya pelajari selama kuliah. 

Ya, siapa tahu, ketika karier masa depan memanggil, saya juga harus siap, bukan?

Acara penutupan HNMUN 2021 (Sumber: Dokumentasi penulis)
Acara penutupan HNMUN 2021 (Sumber: Dokumentasi penulis)
Di samping itu, saya juga ingin mengisi waktu luang. Selama di rumah, waktu saya banyak terbagi antara kerja dan komunitas, dan saya merasa ketika konferensi MUN sudah bisa online, apakah ini momen buat saya untuk aktif MUN lagi? Terlebih, menjalin koneksi serta bertukar pikiran dalam platform seperti ini bisa membuka pandangan baru buat saya: apalagi dalam isu internasional yang multidimensional. 

So, I guess, why not giving it another shot? Mumpung online kapan lagi?   

Gimana Caranya Ikutan MUN? 

Untuk kebanyakan konferensi MUN, sebenarnya cara daftarnya sangat mudah: kita daftar, bayar, dan beberapa hari kemudian dapat alokasi negara dan council sebelum memulai riset kita! Riset kemudian sangat penting untuk menunjang persiapan kita di konferensi, nanti diceritakan di bagian berikutnya. 

Ilustrasi meja kerja penulis saat mengikuti MUN online (Sumber: Dokumentasi penulis)
Ilustrasi meja kerja penulis saat mengikuti MUN online (Sumber: Dokumentasi penulis)
Kali ini, tujuan saya yang lainnya adalah mengikuti konferensi yang solusinya memiliki kemungkinan untuk diimplementasikan, serta mencoba council baru yang saya tidak pernah coba sebelumnya. Karena saat pendaftaran saya bisa memilih council (dan sebagian konferensi bisa pilih negara) berdasarkan prioritas, ada beberapa yang bisa mendapat council sesuai keinginan, tapi negara atau perannya tidak – tapi itu bukan masalah!

Tulisan coret-coretan penulis saat membuat draf resolusi MUN (Sumber: Dokumentasi penulis)
Tulisan coret-coretan penulis saat membuat draf resolusi MUN (Sumber: Dokumentasi penulis)
Dari keempat MUN saya selama sebulan terakhir, ada 2 yang menarik perhatian saya: JLMUN 2021, karena mendapatkan alokasi di UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), di mana konferensi yang bersangkutan ikutan UNHCR Refugee Challenge (tantangannya diberikan langsung oleh UNHCR, nih), dan NTUMUN 2021, yang menjadi kali pertama saya berada di Historical Crisis Council

Gimana Cara Kerjanya MUN? 

Sebelum lebih jauh, saya mau klarifikasi dulu: meskipun MUN sendiri ada dalam beberapa bahasa resmi PBB (bahasa Spanyol, Perancis, dan Arab), keempat MUN yang saya ikuti ini sama-sama menggunakan bahasa Inggris. Jadi, mau tidak mau, kita harus mulai upgrade bahasa Inggris kita dong, yang bisa dilakukan di acara-acara MUN ini! 

Sebelum konferensi, kita diminta untuk mengumpulkan position papersejenis pernyataan negara kita tentang sebuah masalah yang dihadapi di PBB (kecuali bila council kita Crisis, atau konferensinya tidak mewajibkan, berarti tidak – tapi bukan berarti kita tidak melakukan riset ya). 

Biasanya, apa yang harus ditulis dalam position paper ini harus menjawab beragam persoalan (sesuai topik, tentunya) yang ada di dalam study guide, dan tidak hanya mewakili kepentingan negara/tokoh yang kita wakilkan di council tersebut, tetapi juga harus dapat mengakomodasi negara-negara lain yang ada di council tersebut. 

More than that, umumnya position paper dibuat untuk menunjukkan pemahaman kita terhadap isu serta negara yang diwakilkan, dan kakak-kakak chairs (yang memimpin sidang) akan mengetahui sedalam mana kita memahami isu tersebut. Setelah membuat position paper, biasanya kita akan menyiapkan opening statement yang akan disampaikan ketika konferensi baru saja dimulai. 

Contoh berita terbaru yang digunakan sebagai bahan diskusi Dewan Krisis PBB dalam konferensi MUN (Sumber: Dokumentasi penulis)
Contoh berita terbaru yang digunakan sebagai bahan diskusi Dewan Krisis PBB dalam konferensi MUN (Sumber: Dokumentasi penulis)
Kemudian, dalam beberapa hari konferensi, kita akan dihadapkan dengan aneka ragam debat. Secara teknis, umumnya terdiri atas moderated caucus (debat yang dimoderasi oleh chairs), dan unmoderated caucus (debat yang tidak dimoderasi oleh chairs), di mana kita sebagai delegates dapat mengajukan tipe debat, durasi, serta topik (yang terakhir untuk yang dimoderasi), baru kemudian seisi council akan voting mana yang akan dibicarakan. 

Di crisis, alur kerja council yang dinamis menuntut kita juga untuk update dengan berita-berita terbaru di dalam council – sehingga kita kemudian “diharuskan” untuk mendiskusikan update tersebut di dalam sebuah sesi. 

Di akhir sebuah konferensi, sebuah draft resolution akan dipresentasikan, dan delegates di dalam council tersebut akan voting untuk resolusi mana yang akan disahkan (kecuali di crisis, di mana akan ada committee directives sebagai produk akhir, yang bisa disahkan beberapa kali sepanjang konferensi berjalan). Akan ada beberapa tipe council yang memiliki kemungkinan berakhir deadlock (seperti UNSC/Dewan Keamanan PBB)–tapi setidaknya menghasilkan debat yang fruitful, bukan? 

Pada akhirnya, saat closing ceremony, orang-orang yang berperan lebih di dalam council ini akan mendapatkan penghargaan. Thankfully, paling tidak selama 3 minggu, saya berhasil mendapatkan 3 penghargaan: Best Position Paper & Distinguished Delegate Award di JLMUN 2021 (dengan kemungkinan implementasi solusi bila berhasil di UNHCR Refugee Challenge), dan Verbal Commendation di NTUMUN 2021 (dan ini di crisis pertama saya!). 

After all, saya percaya bahwa awards hanyalah bonus bagi yang berkontribusi lebih–menghasilkan solusi tetaplah fokus utama dalam MUN: karena di dunia nyata, kita dituntut untuk menghasilkan solusi, bukan?   

Apa yang Kita Bisa Pelajari dari MUN? 

Banyak sebetulnya yang kita bisa pelajari dari MUN. Di sini, saya akan bagi jadi tiga poin: (1) Secara substansi; (2) Secara kemampuan bahasa Inggris, dan; (3) Secara kepribadian. Harapannya sih bisa memberikan kalian gambaran output dan apa yang bisa kita siapkan untuk dunia nyata nanti ya–ya, dalam rangka upgrade diri dong! 

Para delegasi MUN sedang mengambil foto untuk bahan dokumentasi kenang-kenangan (Sumber: Dokumentasi penulis)
Para delegasi MUN sedang mengambil foto untuk bahan dokumentasi kenang-kenangan (Sumber: Dokumentasi penulis)
Secara substansi, kita akan memahami aneka ragam pandangan kita melihat beragam isu internasional. Kebanyakan dari isu ini adalah isu aktual, yang mana ketika kita berperan sebagai perwakilan satu negara, kita dituntut tidak hanya memahami kebijakan luar negeri serta kepentingan dari negara tersebut, melainkan juga harus berusaha mencari jalan keluar dengan berkompromi agar dapat mengakomodasi kepentingan lebih banyak pihak. 

Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk mendengar pandangan-pandangan tersebut dan menyatukannya ke dalam resolusi, apalagi bila council-nya besar dengan orang yang beragam pula. Harapannya, kita memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait isu internasional tersebut. 

Secara bahasa Inggris, karena bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar di mayoritas MUN, mau tidak mau kita harus upgrade bahasa Inggris kita dari segala sektor: Speaking untuk keperluan public speaking serta berbicara dengan delegasi lain, Writing untuk keperluan drafting (baik itu position paper maupun draft resolution), Listening untuk memahami delegasi lain, serta Reading untuk memahami beraneka ragam isu internasional. 

Bila menguasai satu bahasa itu berarti pandangan lain terbuka, kita diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris juga, bukan, di dunia internasional? 

Terakhir, secara kepribadian, saya bagi menjadi interpersonal dan intrapersonal. Secara interpersonal, kita dapat membuka diri kita dengan pandangan baru. Keanekaragaman peserta, baik itu secara alokasi maupun asal daerah mereka, membuat kita seharusnya bisa mendengar pandangan serta pendekatan yang berbeda. Tidak hanya koneksi kita bertambah dalam jumlah (dengan harapan kita dapat menjalin long-life friendship dengan mereka), tetapi juga kita dapat bertukar pikiran dengan mereka dalam satu wadah konferensi seperti MUN. 

Secara intrapersonal, melalui MUN kita bisa selangkah lebih maju: keluar dari zona nyaman kita untuk dapat speak up dalam sebuah platform (apalagi di dunia akademik), kemudian menghubungi sesama peserta konferensi satu-satu (meskipun online), serta mau mempelajari keanekaragaman pandangan dalam melihat berbagai isu internasional. 

At the end of the day, konferensi ini membuat saya keluar dari zona nyaman dalam mempraktikkan apa yang saya pelajari: mencoba council baru yang saya belum pernah coba sebelumnya, mencoba konferensi skala besar (bahkan internasional) yang saya belum pernah alami, mencoba sirkuit baru dengan atmosfer yang jauh berbeda, mengelola waktu agar seluruh pekerjaan serta keperluan konferensi bisa terselesaikan. Artinya, saya harus juga bisa curb my insecurities untuk menghadapi beragam tantangan yang akan datang: apalagi di era sekarang yang disrupsinya luar biasa. 

By then, I will see you all in the next blog – since by the time this writing is published, I am most probably in the middle of a MUN conference. Until then, everyone!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun