Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk mendengar pandangan-pandangan tersebut dan menyatukannya ke dalam resolusi, apalagi bila council-nya besar dengan orang yang beragam pula. Harapannya, kita memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait isu internasional tersebut.Â
Secara bahasa Inggris, karena bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar di mayoritas MUN, mau tidak mau kita harus upgrade bahasa Inggris kita dari segala sektor: Speaking untuk keperluan public speaking serta berbicara dengan delegasi lain, Writing untuk keperluan drafting (baik itu position paper maupun draft resolution), Listening untuk memahami delegasi lain, serta Reading untuk memahami beraneka ragam isu internasional.Â
Bila menguasai satu bahasa itu berarti pandangan lain terbuka, kita diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris juga, bukan, di dunia internasional?Â
Terakhir, secara kepribadian, saya bagi menjadi interpersonal dan intrapersonal. Secara interpersonal, kita dapat membuka diri kita dengan pandangan baru. Keanekaragaman peserta, baik itu secara alokasi maupun asal daerah mereka, membuat kita seharusnya bisa mendengar pandangan serta pendekatan yang berbeda. Tidak hanya koneksi kita bertambah dalam jumlah (dengan harapan kita dapat menjalin long-life friendship dengan mereka), tetapi juga kita dapat bertukar pikiran dengan mereka dalam satu wadah konferensi seperti MUN.Â
Secara intrapersonal, melalui MUN kita bisa selangkah lebih maju: keluar dari zona nyaman kita untuk dapat speak up dalam sebuah platform (apalagi di dunia akademik), kemudian menghubungi sesama peserta konferensi satu-satu (meskipun online), serta mau mempelajari keanekaragaman pandangan dalam melihat berbagai isu internasional.Â
At the end of the day, konferensi ini membuat saya keluar dari zona nyaman dalam mempraktikkan apa yang saya pelajari: mencoba council baru yang saya belum pernah coba sebelumnya, mencoba konferensi skala besar (bahkan internasional) yang saya belum pernah alami, mencoba sirkuit baru dengan atmosfer yang jauh berbeda, mengelola waktu agar seluruh pekerjaan serta keperluan konferensi bisa terselesaikan. Artinya, saya harus juga bisa curb my insecurities untuk menghadapi beragam tantangan yang akan datang: apalagi di era sekarang yang disrupsinya luar biasa.Â
By then, I will see you all in the next blog – since by the time this writing is published, I am most probably in the middle of a MUN conference. Until then, everyone!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H