Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Laut yang Kusut

30 Mei 2013   10:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diberangkatkan oleh Kush, aku perahu layar,
senja masih putih, awan menyisih di daratan.

Itu meja atau kabut? Menghalang pandang datar,
Keras seperti serpih hidup. Angin meniupkan

kata-kata yang tak kunjung kutemukan. Yang mungkin
kau maksudkan sebagai petualangan biasa ketika

malam datang. Aku lebih dulu yakin
tak ada ikan paus selain gelombang melanda

pada laut yang kusut ini. Laut yang mabuk
kapal pesiar, helai daun kelapa, dan matahari

kuning keemasan di atas ufuk.
Laut yang menceritakan kesunyian ini

dengan warna ombak yang kuat. Biru
seperti mata gadis-gadis Rusia. Seperti

cerita perpisahan yang membuatmu
terharu hingga mengajakku memasuki

sebuah galeri seni rupa. Seperti tulisan
Jonathan Eig di majalah Time Out tahun lalu.

2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun