Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penemuan Makam Filipus di Denizli Turki

8 Agustus 2011   06:10 Diperbarui: 4 April 2017   17:25 4756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah Filipus ini? Dia adalah salah seorang dari murid Kristus Yesus yang pertama. Dia dipanggil untuk mengikuti Yesus ketika dalam perjalanan Kristus Yesus ke Galilea. Filipus berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus (Yohanes 1:44). Filipus dicatat dalam Perjanjian Baru dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes serta Kisah Para Rasul. Nama Filipus disebut langsung oleh Kristus Yesus ketika Kristus Yesus berbicara dengan Natanael, orang yang ditemukan oleh Filipus (Yohanes 1: 48 ). Juga ketika Kristus Yesus hendak mengadakan mukjizat memberi makan kepada lima ribu orang, Kristus Yesus bertanya kepada Filipus: "Di mana kita dapat membeli makanan, supaya semua orang ini bisa makan?" Lalu Filipus menjawab: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Selanjutnya, Kisah Para Rasul mencatat perjalanan Filipus menyebarkan Injil ke suatu kota di Samaria ( Kisah 8:5 ), dan di sana dia mendapatkan banyak orang percaya kepada Kerajaan Allah dan Kristus Yesus serta mau dibaptis.

Suatu peristiwa juga terjadi ketika Filipus dituntun Roh Kudus untuk pergi sejalan dengan jalan antara Yerusalem dan Gaza. Di dalam perjalanan itu, Filipus menjumpai seseorang yang tengah membaca Kitab Yesaya di dalam kereta kuda. Orang itu adalah seorang Kasim asal Ethiopia yang juga Bendahara negara dari negeri yang dipimpin oleh Ratu Kandake. Filipus menerangkan apa yang dibaca oleh Sang Kasim itu dan memberitakan bahwa Kitab Yesaya itu sudah mendapat penggenapan yaitu dalam diri Kristus Yesus. Maka Sang Kasim itu pun akhirnya meminta dibaptis. Kisah 8 itu ditutup dengan peristiwa ketika selesai membaptis Sang Kasim, Roh Kudus mengangkat Filipus meninggalkan Sang Kasim, dan menempatkannya di Asdod. Dari sana, Filipus memberitakan Injil hingga ke Kaisarea. Injil, menutup kisah Filipus di Kaisarea sehingga seakan-akan Filipus menetap dan meninggal di sana. Tetapi catatan-catatan lain seperti Injil Filipus yang ditemukan di Nag Hammadi menceritakan bahwa Filipus tidak hanya menginjili orang-orang yang belum mengenal Kristus Yesus tetapi juga pada perjalanannya memberikan pencerahan kepada orang-orang Kristen beraliran Gnostik. Kisah Filipus dan Asal Usul Kota Hierapolis
Kisah Filipus adalah dokumen Apokripa yang ditemukan pada tahun 1947 oleh François Bovon and Bertrand Bouvier di Perpustakaan Biara Xenophontos di Gunung Athos di Yunani. Manuskrip yang ditemukan berasal dari abad ke-14, tetapi diyakini dari sisi bahasanya merupakan hasil salinan dari abad ke-4. Pertama kalinya Kisah Filipus ini diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis dan selanjutnya dalam kurun waktu setahun setelahnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh M. R. James ( kurang lebih diterbitkan di tahun 2000). Kisah Filipus yang menceritakan perjalanan Filipus, Bartolomeus, dan Mariamne ke Lydia di Asia Kecil mengemukakan bahwa Filipus dan rombongan sampai di kota Ophiorhyme yang berarti Kota Ular. Dinamakan demikian karena penduduknya menyembah ular dan aneka patung serta gambar yang merujuk pada ular itu. Di sana, Filipus dan rombongannya berhasil mengubah keyakinan para penduduk hingga menjadi Kristen. Mendengar adanya Filipus, Istri dari Pro Konsul Ophiorhyme yang bernama Nicanora memintanya untuk menyembuhkan dirinya dari bermacam penyakit terutama matanya. Meskipun berhasil mengabarkan Injil dan mengadakan penyembuhan penyakit sebagai tanda-tanda heran, mereka ditangkap atas perintah Sang Pro Konsul Ophiorhyme. Filipus dan rombongannya disalibkan terbalik dengan paku dan besi menembusi mata kaki dan tumit mereka. Bahkan Mariamne ditelanjangi di muka umum, akan tetapi datanglah pertolongan Allah dengan awan api yang menyebabkan tubuh Mariamne tidak bisa dilihat oleh orang-orang. Setelah melihat tanda-tanda heran selama mereka disiksa, orang-orang yang telah percaya pada Kristus Yesus mencoba menyelamatkan mereka, tetapi Filipus merasa dirinya sudah dekat dengan kematian hingga mengatakan "Jangan dekati saya, karena ini adalah saat terakhirku." Mariamne dan Bartolomeus memakamkan Filipus di sana dan mendirikan sebuah gereja. Sejak saat itu, oleh orang-orang Kristen di sana, Ophiorhyme diganti namanya menjadi Hierapolis yang berarti Kota Suci. Hierapolis didirikan pada abad ke-3 SM dan 133 SM berada di bawah kendali dari Kekaisaran Romawi. Kota ini menjadi penting karena terhubung rute perdagangan dari pedalaman Anatolia ke Laut Mediterania antara Yunani dan Romawi di wilayah Frigia. Daerah sekitar ini dicatat dalam perjalanan Paulus dan Silas dalam perjalanan misi yang kedua rasul dalam rangka memperkuat gereja-gereja ia mulai perjalanan pertamanya dengan Barnabas (Kis 14, 16). Penemuan Makam Filipus Seorang Profesor Arkaelogi berkebangsaan Italia Francesco D’Andria sejak 2003 meneliti situs Hierapolis yang telah menjadi situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Situs di dekat Pamukkale ini menjadi penting karena walaupun Hierapolis telah hilang karena gempa di abad ke-7, tetapi masih menjadi tempat ziarah bagi Filipus karena di sana didirikan lagi gereja kecil antara abad ke-9 dan 10 yang ramai dikunjungi para peziarah meskipun pada abad ke-12 daerah ini telah dikuasai oleh orang-orang Turki Seljuk. Tim arkeolog memeriksa situs tersebut dengan Ground Penetrating Radar (GPR), dan tomografi resistivitas listrik (ERT) untuk selanjutnya dilakukan penggalian.
Situs yang dinamakan Martirium ini sama seperti struktur lain yang dapat dibandingkan seperti Gereja Nativity di Betlehem dan rumah Santo Petrus di Kapernaum-adalah berbentuk segi delapan. Bangunan monumental ini terdiri dari aula tengah melingkar di mana makam suci itu dihormati, dikelilingi oleh delapan kapel kecil dan empat halaman segitiga di sudut. 28 kamar persegi kecil untuk peziarah juga mengelilingi struktur. Bangunan arsitektur substansial yang bertahan saat ini hanyalah travertine (batu) yang mendukung kubah kayu asli sentral yang pernah dimahkotai bangunan tersebut.
Di bawah kubah, pada bagian dalam bangunan, terdapat struktur kanopi yang ditempatkan di atas makam, sebagaimana tergambar pada stempel roti abad ke-6 yang menunjukkan Santo Filipus berjubah berdiri di antara kanopi dan kubah.
Investigasi menggunakan Ground Penetrating Radar menunjukkan "anomali" persis di tengah-tengah lantai aula tengah, yang menurut para penggali diyakini sebagai makam itu sendiri. Saat ini makam tersebut belum digali. Dikarenakan Martyrium Filipus adalah sebuah bangunan yang pernah mengesankan banyak orang, hal ini (jika digali) yang pasti menarik banyak sekali peziarah. Selebihnya dalam komples yang bukan sebuah bangunan tunggal ada sebuah jalan prosesi mengarah ke luar ke sebuah bukit di luar tembok kota. Jalan ini melintasi sebuah jembatan yang dibangun di atas sungai dan berakhir di sebuah bagian bawah tangga yang monumental yang diapit oleh pemandian, di mana sejumlah benda-benda nazar bantalan salib dan gambar-gambar santo yang ditemukan. Tempat ini diyakini sebagai tempat ritual mandi untuk para peziarah tidak berbeda dengan tradisi Yahudi mikva'ot kuno, seperti yang ditemukan di Qumran. Inilah yang diduga Makam Filipus
Sumber-sumber bacaan: http://news.discovery.com/history/tomb-of-jesus-apostle-110801.html http://idlespeculations-terryprest.blogspot.com/2011/07/tomb-of-st-philip-apostle.html http://www.eutimes.net/2011/07/tomb-of-jesuss-disciple-found-in-turkey/ Kesimpulan Jika makam tersebut benar adanya, maka bukti bahwa Amanat Agung dari Kristus Yesus untuk menyebarkan Injil ke seluruh bangsa sudah dipraktekkan oleh murid-murid yang tergolong 12 murid pertama Kristus Yesus. Dengan demikian anggapan bahwa ajaran Kristus Yesus tersebar ke luar tanah Yahudi karena Paulus saja tidaklah terbukti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun