Semenjak tahun lalu, kita dihebohkan oleh prediksi bahwa bumi akan mengalami kiamat pada tahun 2012. Di tahun ini, ada lagi prediksi bahwa tahun 2013 bumi mengalami kiamat akibat badai matahari. Belum habis ketercengangan ini, dikabarkan pula prediksi di tahun 2100 dimana matahari akan menyerap bumi ke dalam dirinya. Intinya, ada banyak prediksi yang membuat kita kuatir.
Padahal, ketika Kristus Yesus dan Yohanes Pembaptis datang melayani yang diberitakan adalah : Kerajaan Sorga sudah dekat! Lantas orang-orang berselisih paham tentang apa dan bagaimana Kerajaan Sorga itu. Kaum revolusioner yang berpikiran politik menafsirkan bahwa Yohanes dan Yesus diprediksi menjadi pemimpin bangsa Yahudi keluar dari penjajahan Romawi dan akan mendirikan kerajaan Yehuda yang baru. Kaum yang mendalami kitab-kitab mengira bahwa inilah saatnya kiamat akan dijelaskan kapan datangnya. Tetapi semua itu kecewa. Kristus Yesus dan Yohanes Pembaptis tidak sampai pada cita-cita yang didamba oleh mereka (kaum politikus maupun kaum agamis). Kedua tokoh itu hanya meninggalkan perpecahan yang tak pernah tuntas.
Sebenarnya, yang dimaksud dengan Kerajaan Sorga itu sudah dekat itu bukan bicara soal Kiamat atau Pembebasan, melainkan bicara soal hakikat kehidupan manusia yang utuh. Manusia sebagai mahluk yang bisa saling berbagi, saling mengerti, saling memahami, dan saling tolong-menolong dalam berbuat baik kepada sesamanya.
Buktinya; Ketika Kristus Yesus minta dibaptis, Yohanes sempat menolak lebih dahulu. Karena Yohanes menganggap dia tidak pantas meninggikan diri di hadapan Kristus Yesus. Tetapi Kristus Yesus minta agar pembaptisan diriNya tetap dilakukan. Sementara Kristus Yesus di lain kesempatan mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Yohanes Pembaptis itu lebih besar dari seorang Nabi. Tetapi dia juga menyatakan bahwa dalam kerajaan sorga, Yohanes yang lebih besar dari seorang Nabi itu masih termasuk yang terkecil di sana.
Dengan perkataan tersebut, sorga bukanlah sesuatu yang diukur berdasarkan keimanan terhadap kehendak ALLAH melainkan hal yang lain. Seperti ketika Kristus Yesus mencontohkan iman seorang anak kecil yang menurut saja Dia panggil di tengah kerumunan murid-muridNya sebagai seorang yang terbesar dari antara mereka, ini menunjukkan ketaatan manusia terhadap ALLAH yang seperti anak kecil itu justru yang terbesar! Bingung bukan?
Jelasnya, Sorga bukanlah sesuatu yang di awang-awang adanya; di mana di sana orang yang paling taat terhadap ALLAH adalah yang mendapat tempat paling hebat. Justru, sorga adalah yang paling dekat dengan kehidupan kita sekarang ini. Ketika ALLAH hidup dalam hidup kita sehingga kita menjadi Garam dan Terang Dunia, menjadi saluran berkat terhadap sesama, damai sejahtera yang berada di atas setiap apapun masalah kita, di sanalah Sorga itu berada.
Dengan demikian, Sorga berbicara masalah moral kita selama hidup, bakti-guna kita terhadap sesama kita manusia. Bagi saya, dengan memaknai bahwa sorga berkelindan dalam hidup kita sehari-hari seperti dikatakan bahwa "...siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)" di mana hukum taurat itu sendiri adalah peraturan yang harus dijalani ketika hidup (bukan setelah mati nanti), maka yang perlu diingatkan kepada saudara-saudara kita, teman-teman kita, kolega-kolega kita adalah : "Sorga sudah dekat!"
Tuhan itu Allah yang hidup! Bukan Allah orang mati (Markus 12:27).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H