Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Temuzin Rambing dalam Kenangan Saya

26 Juli 2010   10:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:35 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama yang satu ini mungkin tak banyak yang tahu selain masyarakat tinju Indonesia. Dia masih muda (30 tahun) baru punya anak berusia 4 tahun. Karirnya dimulai dari petinju amatir. Sempat melanglangbuana di dunia tinju amatir dalam berbagai kejuaraan lalu karirnya berlanjut pada wasit pertandingan tinju.

Saya bertemu dia ketika dia sudah menjadi promotor tinju profesional. Orangnya sangat sopan dan ramah. Tak jarang dia menelepon hanya untuk menanyakan kabar saja. Beberapa kali dia sempat datang ke kantor untuk merancang pertandingan tinju di televisi. Salah satu yang bisa dibilang bagian dari karyanya adalah The Best Boxing yang pernah ditayangkan di Trans 7.  Acara itu dihentikan mengingat rating program tinju ternyata tidak menggembirakan.

Saya sempat mengunjungi Semarang dalam rangka supervisi pekerjaan di sana. Malamnya saya kontak dia hanya untuk sekedar ngobrol-ngobrol. Di luar dugaan, dia mau mengantar saya ke sebuah pasar malam di pecinan Semarang. Lalu esok harinya mengantar ke Sam Po Kong, dan membelikan saya dan teman saya oleh-oleh. Betul-betul orang yang ramah dan menyenangkan. Ketika hendak menghelat pertandingan Tinju Profesional di TVRI, dia juga sempat menghadiahi saya kaos hasil konferensi sebuah badan tinju dunia di Korea Selatan.

Namanya saya dengar beberapa waktu lalu ketika Temuzin hendak menghelat pertandingan tinju untuk Roy Muklis, seorang petinju yang menurut dia bakal menjadi "the next world champion" dari Indonesia apabila hal yang dirancangnya berhasil. Dia minta tolong agar bisa dinegokan dengan sebuah TV Swasta untuk menggelar tinju tersebut. Konon, dia sudah menghubungin pihak stasiun tv swasta itu tetapi belum final.

Akan tetapi karena kesibukan di tempat kerja saya, belumlah sempat kami menghubungi orang-orang yang disebutkan namanya dan nomor teleponnya oleh Temuzin untuk mengatur rapat. Dan pada Senin pagi tadi (26/7) saya dikabari bahwa Temuzin Rambing sudah meninggalkan dunia fana ini.

Jika orang melihat dia semasa hidupnya, pasti tidak mengira bahwa dia adalah (mantan) petinju. Orangnya ganteng (lebih ganteng dari saya lah), putih, tinggi besar, dan murah senyum. Selain itu cerdas dan gemar sejarah. "Kerja sampingan" dia adalah dosen ekonomi. Yang saya salut dari dia adalah dedikasinya untuk pertinjuan amatir / profesional Indonesia. Darah petinju yang diturunkan oleh Sutan Rambing agaknya terlalu kuat untuk disingkirkan dalam kehidupannya sehingga perhatiannya begitu besar akan pertinjuan Indonesia.

Selamat jalan, Temuzin ..Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untukmu di sisiNya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kedamaian dan ketabahan.

Jakarta, Juli 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun