Mohon tunggu...
Andry Napitupulu
Andry Napitupulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seseorang yang ingin terus belajar dan tetap belajar

Berasal dari Keluarga seorang Petani, sejak kelas 2 Smp sudah merantau kekota lain dan tidak tinggal bersama orangtua, sampai saat ini ia ingin memulihkan persoalan yang saat ini terjadi di dalam keluarganya, dan ia ingin meraih keberhasilan menjadi orang sukses yang kemudian dapat dicontohkan oleh orang lain dari dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Terpanggil untuk Melayani, Terpilih Bukan untuk Dilayani"

17 Juli 2021   18:22 Diperbarui: 17 Juli 2021   23:38 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ketika membaca judul diatas, bukan hanya penulis saja yang bingung pastinya yang membaca juga bingung, tetapi dalam hal tersebut penulis akan mencoba memberikan opini terkait dengan judul diatas, Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 dikatakan : " Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang " dan selanjutnya dijabarkan melalui ketetapan UU No 9 Tahun 1998 Tentang " Kemerdekaan menyampaikan pendapat di depan umum ".

Demikian UU tersebut memberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat didepan umum, dengan itu semua orang berhak untuk menyampaikan pendapat didepan umum, tidak usah takut dan khawatir karena UU sudah memberikan jalan untuk kita menyampaikan pendapat, apapun hasilnya yang telah disampaikan itu urusan belakang. Mari Kita menyampaikan pendapat kita masing-masing didepan umum.

**

" Terpanggil untuk melayani "

Memang betul saat ini kita ketahui bahwa banyaknya orang-orang yang terpanggil untuk melayani, tapi ada hal yang sangat miris kita lihat, ketika melayani kenapa harus setengah-setengah dan kenapa ketika melayani masih minim dalam membuat suatu rencana tindak lanjut yang akan dilakukan berikutnya.

Pertanyaannya, Apakah orang-orang tersebut siap rela berkorban untuk melayani? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba terlebih dahulu bermulai dari diri kita sendiri, jikalau saat ini kita terpanggil untuk melayani , alangkah baiknya kita menjawab dari diri kita sendiri dulu, apakah kita siap rela berkorban untuk melayani.

" Terpilih bukan untuk dilayani "

Jika suatu saat, ketika kamu adalah salah satu orang yang telah terpilih bukan berarti kamu terpilih untuk dilayani orang kembali, tetapi kamu orang yang terpilih untuk menjadi seorang yang layak untuk memimpin didalam sebuah wadah apapun itu agar tetap menjalankan hal yaitu tetap menjadi seorang yang rela berkoban untuk tetap melayani.

Selanjutnya, coba kita sadari dan kita lihat. Masih ada saja seseorang yang terpilih menjadi pemimpin ataupun menjadi kepercayaan orang lain, ia menjadi orang yang ingin dilayani orang lain, padahal selayaknya ia harus tetap menjadi orang yang siap rela berkorban untuk melayani orang-orang yang mempercayainya, bukan untuk dilayani orang yang mempercayainya.

Kemudian, ada juga orang-orang yang sudah lama dalam melayani orang lain, sehingga ia mungkin menjadi bosan dan akhirnya saat orang tersebut sudah merasa layak untuk didengar orang lain, maka orang tersebut ingin meminta balasan dari orang  yang selama ini ia layani, bahkan sehinga ia terlalu banyak memberikan omongan (ceramah) kepada orang lain, tetapi tidak setara apa yang ia omongkan tidak sesuai dengan perilakunya dan juga apa yang ia katakan mungkin belum pernah dilakukan oleh dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun