Mohon tunggu...
Putu Swastawa
Putu Swastawa Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Penulis bait-bait cerita, berita, curhat, puisi dan skrip program komputer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efek Penghalusan Pikiran dan Asosiasi Pikiran

4 Januari 2012   23:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek penghalusan, tentu sudah lumrah bagi seorang prosesor grafis. Nama inggrisnya blurring, atau pengaburan. Pengaburan menghilangkan fluktuasi kepadatan warna yang besar, menghasiilkan degradasi yang lebih merata dan berubah perlahan. Dalam hal penampakan, penghalusan atau pengaburan - blurring ini berguna misalnya menghilangkan flek atau kerut, sehingga wajah akan mengalami perbaikan penampakan dan berubah halus mulus dan cantik.

Jika mata mengalami ketidaknormalan dimana titik-titik kecil tidak terlihat dan kabur, itu memberikan , entah karena mabuk atau kerusakan bagian pengantar cahaya menuju retina, memberikan efek pengaburan / penghalusan alamiah. Dalam kosmetika dan fashion, pengaburan ini diintensifkan untuk membuat orang tampak selalu cantik atau cantik dalam waktu lama, misalnya dengan bedak dan pewarna lain.

Anda mungkin pernah berbicara atau mendengar tentang seorang yang bisa melihat makhluk gaib? Mereka pun mengalami penghalusan dalam pikiran mereka. Mungkin, mereka merasakan adanya aliran hangat, dan dengan bekal imajinasi naga dalam pikiran mereka, mereka pun mengerti itu naga, dan melihat aliran hangat itu naga. Coba tanya ke orang yang tidak pernah tahu naga atau ular, saya pikir itu akan dikatakan sebagai selendang berjalan ( jika dia tahunya selendang saja yang panjang demikian ). Namun dalam kebiasaan bahasa, kita mengistilahkan ini sebagai asosiasi pikiran.

Anda juga pernah mendengar frase ayam kampung. Ada dua contoh kalimat saya ungkapkan di sini:

Saya membeli ayam kampung : adalah bermakna denotatif dan apa adanya.

Misalnya kamu sedang berbicara dengan seorang hidung belang dan penggila seks, mungkin dia pernah bilang hal yang saya, saya membeli ayam kampung. Kalimat sederhana ini tentunya bermakna lain, dan jika anda tahu makna ayam kampung / sandi "ayam kampung", maka anda akan segera diarahkan / diasosiasikan dengan makna yang anda pahami, yaitu gadis belia dari pedesaan yang masih polos dan lugu.

Di lingkungan kita, banyak gurat-gurat yang dapat diasosiasikan atau dihalus-haluskan, atau dicocok-cocokkan dengan imajinasi atau gambar-gambar atau sifat-sifat yang kita mengerti atau pahami / ketahui dengan baik. Dan itu wajar-wajar saja, namun menjadi hal lucu bagi orang lain ketika kita mengklaim bahwa gurat-gurat itu sama dengan objek yang kita asosiasikan. Sudah jelas orang melihat gurat-gurat garis yang tidak sejelas huruf tulisan, dan kita mengatakan itu pasti tulisan.

Penghalusan dan asosiasi pikiran sering digunakan oleh sastrawan untuk menghasilkan imajinasi luar biasa dan keindahan rasa sastranya. Namun, saat ini penghalusan dan asosiasi ini sering digunakan oleh penganut agama untuk membentuk kebanggaan semu dalam beragama. Dan ini dapat dilakukan bukan oleh kalangan biasa, wartawan dapat memasukkan konten seperti itu ke dalam media-nya. Dan media yang tertumpangi memuatnya, menjadikan media itu turut berpartisipasi dalam penyebaran dan pembangkitan kebanggaan semu / bohong bagi penganut agama.

Sebagaimana yang terjadi di pagi ini. Media yang sering memuat ajaran kebanggaan semu itu adalah tribunnews dan republika, dengan maksud membentuk kebanggaan semu di pikiran muslim. Karena yahoo menggunakan feed dari kedua sumber ini tanpa penyaringan, maka yahoo pun terlibat dalam penayangan konten / ajaran yang membangkitkan kebanggaan semua, yang dapat juga dinyatakan sebagai ajaran "sesat".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun