"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)".
Tipe ini yang dilihat adalah potensi-potensi yang ada di depannya. Tidak terpengaruh oleh lingkungan, tetapi lingkunganlah yang terpengaruh oleh dia. Tipe ini sedikit komunitasnya, dan insyaallah kita termasuk di dalamnya dengan meneladani AQ Rasulullah SAW.
Maka, tidak ada sesorang yang merasakan penderitaan melebihi Rasulullah. Penderitaan yang dialami Rasulullah diantarnya yaitu:
Sejak lahir sudah yatim, tidak mempunyai ayah. Ayahnya meninggal ketika ia masih didalam kandungan.
Rasulullah disusui oleh Halimah Sa'diyah, yaitu penyusu paling miskin, sedangkan dahulu ketika nabi Muhammad lahir juga kondisi keluarganya mengalami keadaan ekonomi yang terpuruk. Tetapi dibalik kemiskinan Muhammad ini menjadi berkah bagi keluarga Halimah Sa'diyah dan masyarakat di kampung Halimah. Dia tidak mendapat bayaran dari orang tua nabi Muhammad tetapi Allah mengupahnya dengan melimpah nya air susu kambing-kambing peliharaan Halimah Sa'diyah.
Ketika usia enam tahun, ibunya meninggal.
Ketika usia delapan tahun, kakeknya meninggal.
Kemudian sejak usia 8 tahun, sudah berusaha untuk hidup mandiri yaitu dengan menggembala kambing sampai usia 12 tahun.
Setelah itu, Rasulullah belajar berdagang dengan pamannya, hingga bisa berdagang sendiri. dan setelah itu banyak kesulitan dan penderitaan lain yang bertubi-tubi menghampirinya. Hingga akhirnya nabi Muhammad mengalami Amul Huzni. Yaitu tahun kesedihan Rasulullah karena ditinggalkan oleh Khadijah (istrinya) dan Abu Thalib (pamannya).
Dari penderitaan Rasulullah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa "Manusia tidak akan bisa dihancurkan oleh penderitaan, tetapi manusia itu dihancurkan oleh penderitaan yang gagal dimaknai". Â Sehingga untuk memaknai sebuah penderitaan ini ada Dimensi Adversity Qouetient (AQ) yang dapat kita ketahui, yaitu CORE yang merupakan singkatan dari Control, Ownership, Reach, dan Endurance.
Control. Sejauh mana seseorang mampu mengendalikan respon individu terhadap situasi apapun. Mengambil sisi positif dari setiap kejadian, sisi negatif biarkan diambil oleh alam. Control dalam agama kita adalah kesabaran dan senantiasa menahan hawa nafsu nya ketika marah.