Perkembangan sosial adalah proses dimana seseorang menjadi siap untuk membentuk hubungan dengan orang lain sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan norma yang disepakati bersama dalam kelompok tertentu. Dalam konteks pembelajaran, kematangan perkembangan sosial anak sekolah dasar dipandang sebagai perluasan interaksi dan hubungan sosial dalam belajar dan bermain baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mereka mulai mengenal dan menciptakan interaksi sosial dengan orang baru, aturan baru yang disepakati di antara mereka sendiri (M. P. Dewi et al., 2020).
Usia anak Sekolah Dasar berada pada rentang usia 6-12 Tahun, pada usia ini karakterisitik anak sangat unik. Sifatnya masih kekanak-kanakan, senang bermain, ingin tahu hal-hal baru, dan menjalin hubungan dengan teman sebayanya. Pada masa ini maka mereka membutuhkan dampingan dari orang dewasa baik itu orangtua maupun guru, untuk mengawasi perkembangan sosial anak dilingkungannya. Karena lingkungan merupakan faktor utama dalam perkembangan sosial anak.
Seperti teori yang dikemukakan oleh Vygoysky bahwa "Perkembangan sosial anak terjadi melalui interkasi dengan orang dewasa dan teman sebaya di lingkungan sosialnya. Dan juga Vygotsky menekankan bahwa anak bukanlah entitas yang bediri sendiri melainkan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya yang turut mempengaruhi perkembangan kognitif dan sosialnya." Artinya bahwa pengaruh lingkungan sosial sangat besar dalam membentuk perkembangan sosial anak. Dimana pengaruh lingkungan dapat mempengaruhi karakterisitik anak ke arah yang positif atau bahkan negatif.
Perkembangan sosial anak usia sekolah dasar merupakan hal yang cukup menarik untuk diamati atau dianalisis oleh Mahasiswa terkhusus bagi mahasiswa prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang kelak akan menjadi calon seorang guru. Pada kesempatan ini kami Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru diberikan tugas untuk melaksanakan pengamatan dan assessment mengenai perkembangan sosial pada anak SD untuk memenuhi salah satu projek based learning (PJBL) pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik SD yang diampu oleh ibu Triana Lestari S.Psi., M.Pd.
Pada tanggal 17 Maret 2023 kami melaksanakan pengematan mengenai perkembangan sosial anak di SDN 006 Ciporeat yang berlokasi di Jl. A. H. Nasution No.29, Pasanggrahan, Kec.Ujungberung, Kota Bandung. Pengamatan yang kami lakukan berfokus pada siswa kelas 5.Â
Kami melakukan pengamatan sebanyak tiga kali pertemuan, dimana pada setiap pertemuan kami bermain dengan anak-anak kelas lima tersebut seraya mengamati perkembangan sosial di lingkungan sekolah mereka. Setelah melaksanakan pengamatan pada pertemuan sebanyak 2 kali, kami dapat memahami dan mengetahui media pembelajaran apa yang cocok untuk melatih perkembangan sosial pada anak SD.
Karena karakteristik anak pada usia sekolah dasar yaitu senang bermain, maka kami memutuskan untuk membuat media pembelajaran berbasis permainan yang kami ambil dari salah satu permainan Tradisional yang dikenal namanya adalah "Boy-boyan". Media stimulasi ini sudah memberikan data yang cukup relevan dan dapat memenuhi seluruh indikator perilaku anak yang telah kami buat sesuai dengan rujukan dari teori Lev Vygotsky.
Meskipun media pembelajaran ini sangat sederhana dan dapat dikatakan kuno, tetapi media ini dapat mencakup seluruh indikator perilaku anak yang telah kami tetapkan. Walaupun masih ada beberapa anak yang tidak memenuhi salah satu dari indikaot tersebut. Namun kami telah membuat media tambahan untuk memenuhi indikator tersebut yaitu dengan memeberikan video animasi anak yang mengandung pembelajaran keterampilan sosial. Vidio edukasi yang kami berikan berjudul "Pentingnya Kerjasama" yang diambil dari youtube Petualangan Jamal&Laeli.