Mohon tunggu...
Enjelika Diveira Putri Awlia
Enjelika Diveira Putri Awlia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z: Fenomena Konsumtif Demi Validasi Diri

24 Mei 2024   16:26 Diperbarui: 24 Mei 2024   16:45 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum jika kehidupan Gen Z saat ini berkaitan dengan gaya hidup yang konsumtif. Dalam suatu penelitian pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Gen Z mendominasi gaya hidup yang konsumtif dimana mereka dapat menghabiskan uang yang mereka miliki tersebut untuk sekedar membeli barang-barang trendy atau bahkan barang-barang branded yang sejatinya itu adalah untuk memuaskan keinginan mereka bukan memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Fenomena ini terjadi karena di kehidupan yang sudah modern saat ini, mereka ingin memperoleh pengakuan bahwa mereka juga "modern". Sebagai seorang mahasiswa, hal ini juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar tempat perkuliahan. Masih banyak sekali mahasiswa yang membeli berbagai macam barang-barang dengan harga selangit hanya untuk "menyeimbangi" gaya hidup teman yang lain. Hal tersebut bukan menjadi masalah apabila Gen Z tersebut memang memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang mahal tersebut, namun kebanyakan yang saat ini terjadi adalah Gen Z yang memaksakan kondisinya hanya untuk terlihat sama modern-nya dengan teman yang lain.

Dengan kondisi tersebut, tak jarang mereka (Gen Z) makan hanya sekali dalam sehari atau malah tidak makan sama sekali. Kebutuhan primer yang seharusnya mereka penuhi bahkan tidak mereka dapatkan hanya untuk sekedar pengakuan yang justru merugikan mereka. Lalu faktor apa saja yang dapat menyebabkan Gen Z terlalu konsumtif?

Faktor penyebab tingginya perilaku konsumtif Gen Z antara lain :

  1. Gaya hidup yang sudah modern dan serba digital memudahkan mereka untuk membeli barang melalui online

  2. Sebagai identitas diri untuk meningkatkan citra diri melalui barang-barang mewah

  3. Rasa untuk memiliki segala secara instan

  4. Kurangnya kontrol terhadap diri sendiri

  5. Tekanan sosial yang dianggap sebagai tekanan untuk mendapatkan pengakuan sosial

  6. Kurangnya skill untuk manajemen keuangan

  7. Peran orang tua yang terlalu memanjakan anak dan memenuhi segala keinginan anaknya dengan cepat  tanpa dibekali ilmu  untuk berusaha

Sebagai agent of change, kita harus lebih peduli dan lebih mengerti mana yang harus kita penuhi terlebih dahulu. Dalam hal ini berpikir kritis juga perlu dilakukan, supaya kita tidak dirugikan dengan pengakuan sosial melalui hal yang hanya memberikan kepuasan sementara. Untuk menghindari perilaku konsumtif yang kian marak terjadi, kita perlu membiasakan kebiasaan yang baik, seperti :

  1. Membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran keuangan 

  2. Membedakan mana kebutuhan dan keinginan

  3. Menghindari membeli barang kekinian hanya karena mengikuti teman atau trend saat ini

  4. Hindari membeli barang dengan kredit

  5. Jangan mudah tergoda dengan promo atau diskon

  6. Menabung untuk keperluan dana darurat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun