Benteng Kedung Cowek adalah salah satu bangunan peninggalan sejarah yang berada di Kota Surabaya dan saat ini dikelola oleh TNI Angkatan Darat serta Peralatan Angkatan Darat Kodam (Paldam). Bangunan ini menjadi salah satu saksi bisu pada saat Belanda menjajah Indonesia. Belum banyak orang yang mengetahui tentang bangunan bersejarah ini. Pasalnya tidak ada promosi lebih yang dilakukan pihak pengelola terhadap salah satu cagar budaya yang kita miliki, pada saat ditanyapun wisatawan mengaku bahwa mereka mengetahui wisata bangunan Benteng Kedung Cowek melalui postingan wisatawan lain yang viral di media sosial.Â
Benteng Kedung Cowek terletak di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, dan tidak jauh dengan gerbang tol jembatan Suramadu. Menurut penjelasan salah satu petugas keamanan, benteng ini sebelumnya pernah menjadi gudang amunisi persenjataan bangsa Belanda. "Mulanya, masih banyak amunisi dan persenjataan peninggalan Belanda di dalam Benteng Kedung Cowek. Karena lokasi yang berdekatan dengan Suramadu dan disebabkan oleh faktor pembangunan Suramadu, amunisi dipindahkan ke kota Malang. Peninggalan benteng dijadikan daya tarik tempat ini", ucap Pak Agus, petugas setempat.
Sejarah Benteng Kedung Cowek
Berdasarkan cetak biru yang ditandatangani oleh oleh Kapten Zeni J. C. Proper, Benteng Kedung Cowek dibangun pada tanggal 15 Januari 1900. Benteng ini merupakan benteng terbesar yang dibangun sepanjang pantai Surabaya-Gresik dengan total luas sebesar 71.876 m. Konstruksi serta desain yang dimiliki oleh bangunan ini disesuaikan dengan teknologi pada saat itu, namun tetap mengedepankan kualitas yang baik agar bangunan dapat berjalan sesuai fungsinya. Setelah masa pembangunan selesai, Benteng Kedung Cowek kemudian dijadikan tempat pertahananbangsa Belanda. Menjawab kesalahpahaman warga selama ini, salah satu Bapak Anggota TNI yang sedang berjaga meluruskan bahwa pada masa Belanda, Benteng Kedung Cowek dijadikan sebagai tempat pertahanan udara, setelah diserah terimakan pada TNI Angkatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H