Mohon tunggu...
Enjel ibrahim romadona
Enjel ibrahim romadona Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Sejarah Peradaban Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Kembali Sumpah Pemuda di Era Digital

28 Oktober 2024   14:18 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:20 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak sejarah penting dalam pergerakan kemerdekaan. Momentum bersejarah yang terjadi pada 1928 ini membawa makna mendalam tentang persatuan dan kesatuan bangsa yang harus terus dijaga hingga kini.

Di tengah era digital yang semakin berkembang pesat, semangat Sumpah Pemuda menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Media sosial yang seharusnya menjadi wadah pemersatu, tidak jarang justru menjadi arena perpecahan melalui hoaks dan ujaran kebencian. Fenomena ini menjadi ironi mengingat 96 tahun lalu, para pemuda dari berbagai latar belakang mampu bersatu menyuarakan tekad untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu -- Indonesia.

Makna Sumpah Pemuda perlu direvitalisasi sesuai konteks kekinian. Generasi muda masa kini perlu mengadaptasi semangat persatuan dalam bentuk yang relevan dengan tantangan zaman, terutama di dunia digital. Berbagai gerakan positif telah muncul di berbagai daerah untuk memaknai Sumpah Pemuda dalam konteks modern.

Festival-festival budaya digital yang menampilkan keberagaman Indonesia melalui platform kreatif mulai banyak diselenggarakan. Gerakan literasi digital juga semakin masif mengkampanyekan penggunaan media sosial yang sehat dan konstruktif. Ini menjadi bukti bahwa semangat Sumpah Pemuda dapat diadaptasi sesuai perkembangan zaman.

Data demografis Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas penduduk adalah generasi muda. Potensi ini menjadi modal berharga untuk membangun bangsa, sebagaimana semangat yang dikobarkan dalam Sumpah Pemuda 1928. Tantangan terbesar saat ini adalah menjaga persatuan di tengah keberagaman pandangan politik dan ideologi yang semakin tajam.

Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk merefleksikan kembali makna persatuan dalam konteks kekinian. Di tengah berbagai tantangan global dan domestik, semangat Sumpah Pemuda tetap relevan sebagai pemersatu bangsa.

Momentum ini juga menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi dan media sosial seharusnya menjadi alat pemersatu, bukan pemecah belah. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan inspirasi yang harus terus dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa. Di era digital ini, tantangan persatuan mungkin berbeda, namun semangatnya harus tetap sama: menjaga keutuhan dan kesatuan Indonesia di atas segala perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun